Minggu, 01 Agustus 2021

MEMELIHARA KESATUAN ROH

 

MEMELIHARA KESATUAN ROH - IBADAH MINGGU ONLINE 1 AGUSTUS 2021 : https://youtu.be/Nq2NYccSJRc



Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Memelihara sebuah ikatan tetap dalam kesatuan, ternyata memerlukan kesadaran, motivasi dan komitmen. Contoh: ketika pasangan akan memulai ikatan menjadi suami-istri, hidup berkeluarga, selalu diawali dengan bayangan yang ideal, indah dan bahagia selamanya. Mulai dari pra-wedding, saat janji pernikahan diikrarkan dan pesta dilangsungkan, yang ada gambaran bahagia. Akan tetapi dalam prakteknya, tidak semua hal indah dan sukacita itu tetap ideal. Beriring waktu mulai diterpa perkara, konflik, selisih paham serta kesulitan yang dapat merenggangkan ikatan kebersamaan. Pasangan ini diuji komitmennya dalam memelihara ikatan mula-mula, ketika salah satu pasangan kemudian berubah setia memilih berpaling pada perempuan lain.

Bagaimana menjaga roh kebersamaan/komitmen/ motivasi/ semangat tetap bersatu ketika salah satunya berubah tidak setia? Inilah yang menjadi tidak mudah dan membutuhkan kesadaran, motivasi, komitmen baru dan kerelaan berproses memperbaiki kesalahan.

 

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Belajar menghidupi “komitmen baru” dari Jemaat Efesus. Ketika Paulus melihat potensi konflik baik ditengah keluarga, maupun jemaat karena perbedaan paham pengajaran keselamatan antara pantheisme (Allah ada dalam semua) dan “kasih karunia”, maka Paulus menekanan teologinya tentang “hidup sebagai orang yang dipanggil” dan dipilih oleh Allah dalam mendapatkan keselamatan dalam Yesus Kristus. (Ef 4:1). Dorongan Paulus agar jemaat memelihara relasinya dengan Yesus Kristus, sebagai

orang-orang yang dipanggilNya.

 

Nasehat Paulus jemaat harus mengupayakan komitmen dalam pelayanan, antara lain:

A.        Memelihara relasi antar jemaat (ay 2), melalui sikap hidup yang baik: rendah hati, lemah lembut, sabar, saling membantu.

B.        Memelihara kesatuan dengan Roh Kudus (ay 3-6) yang menuntun pada damai sejahtera. Ikatan kesatuan “tubuh Kristus/Jemaat” dengan “Roh Kudus” yang dipelihara ditandai dengan pemahaman teologis yang sama tentang siapa Allah Bapa (Tuhan), apa itu Iman dan Baptisan? Lebih jauh diterangkan bahwa Allah Bapa dari semua, di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Paulus memakai logika pantheisme untuk menegaskan ulang siapa Yesus Kristus itu! Yesus melampaui segala sesuatu yang ada di alam semesta, dengan mengatakan bahwa Yesus telah naik, dan ia juga akan turun ke bagian bumi yang paling bawah.

C.        Mempertahankan Iman akan Yesus Kristus (ay 7-16). Paulus memberikan sebuah pandangan teologis dengan menganalog “kesatuan tubuh”, dimana Yesus Kristus adalah Kepala-nya sedangkan orang yang percaya adalah bagian dari tubuh itu. Jadi jika gereja dan jemaat adalah tubuhnya, maka yang memerintah dan menggerakan seluruh tubuh itu adalah Yesus Kristus, Sang Kepala gereja.

D.        Memahami dan menerima karunia yang beragam untuk pelayanan pemeliharaan iman (ay 11-14). Paulus sangat menekankan perihal kebersamaan/ikatan jemaat yang terpelihara melalui pendidikan iman yang serius dalam jemaat. Itu sebabnya, sesuai dengan karunia masing-masing lalu ada jabatan gerejawi yang bertugas memelihara jemaat, baik sebagai rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita Injil, gembala- gembala dan pengajar-pengajar. Tujuan dari pembagian kerja dalam pemeliharaan iman di jemaat yakni melibatkan bagian tubuh Kristus (gereja) sesuai karunianya, agar bersikap aktif melayani dan memperhatikan pertumbuhan gerejaNya (baik dalam hal iman, maupun ikatan saling menopang di antara jemaat dalam menghadapi persoalan). Adapun tugas utama pemangku jabatan tersebut yakni “memperlengkapi orang- orang kudus” (jemaat) dalam pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja).

Jadi gereja yang ikatannya sehat, berkomitmen memperhatikan bentuk “pemeliharaan iman” jemaatnya. Adapun pemeliharaan itu diwujudkan melalui: pengajaran gereja tentang Yesus Kristus/Injil, pendampingan bagi jemaat dalam menghadapi kesulitan, persekutuan yang bertumbuh (kualitas dan kuantitas), diikat oleh kasih Kristus, tegas dalam pengambilan keputusan terkait dengan sikap dan bahaya ajaran sesat. Semua itu didasari oleh sikap “kesadaran diri” untuk bertumbuh dan menumbuhkan persekutuan iman dalam gereja-Nya.

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Yesus Kristus,

3.         Menghidupi “Motivasi” mengikut Yesus sebagai “bagian tubuhNya”. Narasi Yohanes 6:24-35 ini merupakan kelanjutan dari kisah mujizat Yesus memberi makan 5000 orang. Pada bagian ini, menolong kita merefleksikan ulang perihal pentingnya motivasi seseorang mengikuti Yesus dimanapun dan kemanapun DIA pergi. Beberapa motivasi yang dapat kita renungkan:

A.        Mengikut Yesus untuk mendapat kemudahan dan kelancaran rejeki. Yesus dipanggil sebagai “rabbi” (artinya Guru) (ay 25), seorang Yahudi yang paham dan mengerti isi Taurat, dan mengajar banyak orang tentang hidup dalam kesalehan. Pertanyaan yang diajukan “bilamana “rabbi” tiba di Kapernaum?” Tidak dijawab sesuai keterangan waktunya, melainkan apa maksud dibalik pertanyaan itu. Yesus katakan: “kamu mencari Aku bukan karena tanda, tetapi karena kamu telah makan roti dan menjadi kenyang!” (ay 26). Bagian ini menegaskan bahwa alasan orang banyak mengikut Yesus yakni untuk mendapatkan kemudahan dan kelancaran rejeki/makanan hari “itu”. Memakai kata lain, mengikut Yesus untuk mendapatkan kemudahan material dan kebutuhan hidup.

B.        Menghidupi orentasi “hidup kekal”. Yesus memberikan dorongan, untuk dapat makan, orang harus mengupayakannya dengan cara “bekerjalah”(ay 27). “Bekerja” untuk mendapat makanan merupakan kelumrahan dalam hidup. Tetapi bekerja yang seperti apa yang membuat seseorang dapat bertahan dan memiliki orentasi bukan demi kebutuhan hidup harian saja? Kelanjutan dari dorongan “bekerjalah”, Yesus mengatakan “bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan yang dapat dimakan sampai kekal.” Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, Bapa melalui AnakNya. Yesus menawarkan sebuah orentasi dan motivasi kerja demi kelestarian hidup jangka panjang.

C.        Untuk melatih pertumbuhan iman dalam bekerja. Yakni menghidupi misi diri agar berpadanan dengan kehendak Allah. Orang banyak nampaknya terpikat untuk hal yang sifatnya langgeng. Bekerja dan dapat makanan yang berlangsung terus sampai kesudahan zaman. Sehingga mereka merespon “pekerjaan apa yang harus diperbuat untuk mengerjakan pekerjaan Bapa?” Pekerjaan apa yang sesuai dengan kehendak Allah dan itu berdampak langgeng? Yesus menjawab: “hendaklah kamu percaya kepada DIA yang telah diutus Allah!” (ay 28-29). Apa maksudnya? Ini soal “iman = kepercayaan” yang harus dibangun dalam hidup dan bekerja. Yakni hidup dan bekerja dengan percaya kepada nama Yesus.

D.        Untuk menghayati ikatan kebersamaan antara sesama pengikut Yesus. Iman pada Yesus akan terbukti ketika kesulitan dan perkara hidup harian dialami. Itu sebabnya secara logis, orang banyak butuh “tanda”. Apa tandanya bahwa apa yang dilakukan/ dikerjakan itu sudah sesuai dengan kehendak Bapa? Apa tandanya kalau Yesus bisa dipercaya, perbuatan Yesus seperti apa yang bisa membuat orang banyak mengimani kuasa nama Yesus? Ay 30-35, menjadi inti dialog yang disasar oleh Yesus. Bahwa ketika orang banyak mengalami kemudahan mengikutiNya, maka mereka akan tertarik pada rahasia kuasa dan mujizat yang diperbuatNya juga dalam kebersamaan. Tanda Yesus yang diberikan lebih tinggi dari tanda Musa.

Nenek moyang Israel dulu diberi tanda “manna dari sorga oleh BapaNya”. Tetapi, Yesus memberikan “jaminan perkataan, bahwa ada Roti Kehidupan” yang kekal dan melebihi “manna yang dari sorga”. Roti Kehidupan itu adalah Yesus sendiri.

Untuk memelihara kesatuan, baik sebagai keluarga maupun gereja, kita didorong untuk mengolah kesadaran diri, menghidupi motivasi mengikut Yesus, dan memiliki komitmen bersama. Ketika kita percaya pada kuasa nama Yesus yang diutus oleh Bapa sebagai sumber berkat, maka kita sedang terhubung langsung dengan Allah, Sang Sumber berkat. Jadi sebagai “gerejaNya”, memelihara relasi dengan Bapa, dilakukan dengan cara mengimani kuasa Yesus dalam hidup bersama sebagai satu ikatan “keluarga Kerajaan Allah”.

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus,

Sebagai komitmen kita bersama sebagai persekutuan orang yang percaya dan mengikuti Yesus, saya mengajak setiap jemaat untuk terlibat dalam menuliskan sebuah usulan solusi. Menuliskan pemikiran bersama bagaimana pemeliharaan kesatuan sebagai keluarga, gereja dan bagian masyarakat akan diwujudkan. Disamping kanan, kiri pada dinding sudah disediakan kertas plano…silahkan menuliskan satu pemikiran saudara, atau bahkan hal mendasar yang akan saudara lakukan untuk memelihara kesatuan itu. Contoh: menguatkan perkunjungan jemaat (jika untuk gereja); menghidupi cinta mula-mula (jika untuk keluarga), dst. Prosesi penulisan komitmen dilakukan saat akan keluar dari tempat ibadah, diakhir ibadah ini. Menuliskan komitmen diri terlibat dalam upaya pemeliharaan kehidupan bersama baik di keluarga maupun gereja, maka kita sedang membangun idealitas kebersamaan dalam roh yang sama, yakni damai sejahtera dan hidup kekal. Amin.

 

 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa