GEREJA KRISTEN JAWA BANGSA

Penahbisan Pendeta GKJ Bangsa

GEREJA KRISTEN JAWA BANGSA

Bingkisan Natal untuk anak sekolah minggu dalam perayaan Natal GKJ Bangsa 2018

GEREJA KRISTEN JAWA BANGSA

Kunjungan kasih Panti Asuhan Siloam Purwokerto

GEREJA KRISTEN JAWA BANGSA

Ibadah Padang Kenaikan Tuhan Yesus di Pantai Sodong Adipala Cilacap

GEREJA KRISTEN JAWA BANGSA

Kunjungan kasih Panti Wredha Catur Nugraha Kaliori - Banyumas

Tampilkan postingan dengan label persekutuan doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label persekutuan doa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Agustus 2021

PERSEMBAHAN SULUNG - BAHAN Persekutuan Doa

 


BAHAN Persekutuan Doa

PERSEMBAHAN SULUNG (MAKNA DAN DAMPAKNYA BAGI HIDUP ORANG PERCAYA)



MAKNA PERSEMBAHAN SULUNG BAGI ORANG PERCAYA

1. Bukti Sikap Hati Yang Percaya Dan Tidak Bersandar Pada Pengertian Kita Sendiri

“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Ams 3:9-10) 

Ayat di atas menjadi nats kita dan merupakan satu bagian konteks dengan ayat 5 yang menyatakan: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."

Jika kita melihat keseluruhan perikop dalam Ams 3:1-26, kita akan melihat bahwa salah satu bukti atau bentuk rasa percaya kita kepada Tuhan adalah memuliakan TUHAN dengan harta dan dengan hasil pertama dari segala penghasilan kita, yakni persembahan sulung. Percaya bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan peroleh adalah berasal dari TUHAN, percaya bahwa penyertaan dan penyediaan-Nya atas hidup kita sempurna, sehingga kita tidak perlu takut dan kuatir akan pemenuhan dari apa yang kita butuhkan.

Tentu banyak pertanyaan, banyak pikiran yang berkecamuk dalam diri sebagian kita terkait dengan memberikan persembahan sulung. Apa iya seperti itu? Mungkinkah ini sesuai dengan kebenaran Alkitab? Bagaimana mungkin kita bisa memenuhi kebutuhan hidup jika semua penghasilan kita diberikan? Uniknya, jika kita taat mempraktekkan apa yang diperintahkan TUHAN ini, banyak hal yang selama ini menjadi pertanyaan atau keraguan, disingkapkan oleh TUHAN. Ketaatan melangkah untuk memberikan persembahan sulung adalah bukti bagaimana kita tidak bersandar pada pengertian kita sendiri.


2.  Bukti Komitmen Kita Kepada Tuhan

“Lagipula setiap tahun kami akan membawa ke rumah TUHAN hasil yang pertama dari tanah kami dan buah sulung segala pohon.” (Neh 10:35)

Ayat ini merupakah salah satu komitmen yang dinyatakan oleh imam Lewi dan umat awam, bahwa mereka secara rutin setiap tahun membawa persembahan sulung. Ini menunjukkan ketaatan dan kematangan (kedewasaan) dalam mengiring TUHAN. Memberikan persembahan sulung rutin setiap tahun bukan sebagai sebuah kewajiban atau beban sehingga didorong oleh rasa terpaksa atau rasa takut, melainkan sebuah komitmen pribadi dan komitmen bersama sebagai wujud ungkapan rasa syukur serta respon atas penyediaan TUHAN yang berlimpah. Dengan demikian, kita melakukannya dengan sukarela dan disertai dengan ucapan syukur. 


DAMPAK MEMBERIKAN PERSEMBAHAN SULUNG BAGI ORANG PERCAYA

Setelah memahami makna persembahan sulung, pertanyaan berikut yang sering ditanyakan adalah apa dampaknya jika saya memberikan persembahan sulung? Persembahan sulung pada prinsipnya adalah sebuah persembahan (offering), sehingga prinsip yang berlaku umum terkait dengan persembahan juga berlaku kepadanya, antara lain:

a.  Mematahkan Roh Cinta Akan Uang

Uang adalah saingan utama TUHAN di dalam hati/hidup manusia! 

“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat 6:24; Luk 16:13)

Dengan berani melangkah mempersembahkan persembahan sulung, artinya kita sedang mematahkan roh cinta akan uang. Ketika kita dengan penuh iman berani melangkah ke ‘tempat yang lebih dalam’ dengan mempersembahkan persembahan sulung, maka kita akan melihat terobosan-terobosan terjadi di dalam kehidupan, secara khusus kita juga pasti mengalami terobosan kemurahan hati dalam memberi bagi pekerjaan TUHAN dan bagi orang yang membutuhkan.


b.  Mengalami Kasih Karunia TUHAN Yang Berlimpah

"Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka." (2 Kor 8:1-3)

Memberikan persembahan dengan jumlah seperti yang biasa kita berikan mungkin tidak terasa berat, tetapi mempersembahkan seluruh penghasilan kita selama satu bulan dibutuhkan kasih karunia untuk percaya dan mempercayakan hidup kepada TUHAN.

Jemaat di Makedonia menjadi teladan dalam memberi, sekalipun secara kemampuan finansial mereka tergolong miskin, tetapi mereka kaya dalam kemurahan, itulah kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat di Makedonia. 

Ketika kita taat dalam melakukan perintah TUHAN, memberi persembahan sulung, kita akan mengalami kasih karunia TUHAN yang berlimpah dianugerahkan kepada kita.


c.  Mengalami Berkat Tuhan Yang Berlimpah-limpah

“…maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Ams 3:10)

Ini adalah janji TUHAN, bukan perkataan manusia atau pendeta. TUHAN tidak lalai menepati janji-Nya, mereka yang memberikan persembahan sulung pasti mengalami kelimpahan berkat seperti yang dijanjikan-Nya. Kita tidak akan pernah mengalami kekurangan!

Mungkin ada dari antara kita yang berkata, saya mau memberikan persembahan  sulung, hanya saja bagaimana saya bisa memberikan persembahan sulung? Secara keuangan pendapatan saya tiap bulan sudah pasti habis untuk kebutuhan sehari-hari, bayar utang dimana mana, dan yang lainnya. Mari kita simak petunjuk praktis berikut di bawah ini:

1. Bulatkan tekad untuk taat melakukan perintah TUHAN memberikan persembahan sulung.

2. Setiap akhir tahun biasanya kita yang bekerja menerima bonus, THR Natal atau gaji ke-13, jangan dihabiskan! Sisihkanlah untuk memenuhi keperluan/kebutuhan kita di bulan Januari. Sehingga seluruh penghasilan di bulan Januari dapat kita simpan untuk dipersembahkan sebagai persembahan sulung.

3. Jauhkan keraguan dan lawan setiap ‘godaan’ yang mencoba menggagalkan kita untuk memberikan persembahan sulung.

4. Lakukan dengan segenap hati, percaya akan janji penyertaan TUHAN serta ucapan syukur. DIA akan memelihara, memberkati, menumbuhkan, menambahkan dan memperluas sampai ke kapasitas yang sangat besar, karena Dia adalah Allah yang memberi pertambahan. (Mazmur 115:14)

 Selamat memberikan persembahan sulung, bisa jadi memberikan persembahan sulung  ini merupakan salah satu bentuk dimensi yang baru dalam hal memberi bagi kita yang baru belajar atau mulai memberikan persembahan sulung di tahun ini




Minggu, 27 Juni 2021

AJAR KAMI TURUT KEHENDAKMU - BAHAN PERSEKUTUAN DOA 28 JUNI 2021

 

AJAR KAMI TURUT KEHENDAKMU

 

SAAT TEDUH

PUJIAN

DOA

PUJIAN  KJ. 407:4

PEMBACAAN ALKITAB : Kisah Para Rasul 21:1-16 (Ayat 14)

RENUNGAN

Setiap keluarga tentu berharap dapat merasakan kebahagiaan, hidup nyaman, hidup aman dan tenang. Namun kenyataan, tidaklah selalu demikian sebab setiap keluarga memiliki pergumulannya masing-masing. Pergumulan itu bisa dengan pasangan hidupnya, pendidikan atau pengasuhan anak, perekonomian, relasi dalam keluarga yang kurang akur, dll. Terkadang, pergumulan itu dirasa tidak kunjung selesai dan kita merasakan beban hidup yang semakin berat. Lalu muncullah pertanyaan, “Apakah yang terjadi dalam hidupku ini adalah kehendak Tuhan? Apakah pilihan yang saya ambil ini sesuai dengan kehendak Tuhan?”

Perjalanan panjang ditempuh oleh Paulus. Ketika dia tiba di Kaisarea, dia tinggal di rumah Filipus. Disana dia bertemu dengan nabi Agabus yang menubuatkan bahwa Paulus akan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain setibanya di Yerusalem (Kis. 21:11). Orang-orang percaya berusaha mencegah Paulus agar tidak pergi ke Yerusalem sambil menangis. Tangisan itu mengungkapkan betapa mereka sungguh mengasihi dan menyayangi Paulus. Namun Paulus menjawab, “Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” (Kis. 21:13b). Paulus sudah membulatkan tekadnya untuk menjalani apapun yang akan terjadi jika itu memang yang dikehendaki Tuhan.

Ketika keadaan hidup kita tidak kunjung membaik, penderitaan terus kita alami, maka ingatlah pengalaman hidup Paulus. Pengalaman Paulus menolong kita memahami bahwa terkadang Tuhan mengizinkan penderitaan terjadi dalam kehidupan kita. Penderitaan itu sebagai bagian dari proses hidup untuk melatih kita taat pada kehendakNya. Kehendak Allah memang jauh melampaui apa yang dipikirkan oleh manusia. Oleh sebab itu, jika kita berada dipersimpangan jalan, mintalah pimpinan dan tuntunan Tuhan agar kita dapat mengikuti kehendakNya, tanpa mengeluh dan putus asa. Kita ada dalam limpahan cinta kasih Allah, sebab Ia merancangkan yang baik dan mendatangkan damai sejahtera bagi kita. 

 “KehendakMu kami cari, ingin turut maksudMu”

 

PUJIAN

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

PUJIAN

 

Minggu, 20 Juni 2021

Sudahkah Anda Bersyukur Hari ini?

 

BAHAN PERSEKUTUAN DOA,  20 JUNI 2021

 

Mazmur 9

Sudahkah Anda Bersyukur Hari ini?

 

Bersyukur adalah kunci di dunia dan akhirat. Bersyukur merupakan wujud ungkapan perasaan terima kasih kepada Tuhan atas semua kenikmatan dan anugerah yang setiap hari kita rasakan. Namun, tidak jarang kita semua luput dan lupa untuk bersyukur, apalagi ketika kita sedang mendapatkan masalah dan cobaan yang berat.

Kadang kala juga ketika kita sudah melewati cobaan tersebut, kita justru sering lupa siapa yang selama ini menolong dan melindungi kita.

Pemazmur sangat bersyukur. Dia juga tahu kepada siapa dia harus bersyukur: "Aku bersyukur kepadaMu ya Tuhan." Ungkapan syukur ini tidak selalu hanya diwujudkan dalam kata-kata. Namun, juga harus terimplementasi dalam tindakan sehingga benar-benar bermakna dan meresap hingga relung hati (2-3).

Pemazmur sangat mensyukuri keadaannya. Karena kekuatan Tuhan: musuhnya mundur, Tuhan membela perkara dan haknya. Tuhan menghardik bangsa-bangsa dan membinasakan orang fasik, musuh telah habis binasa (4-7).

Pemazmur juga besyukur bahwa Takhta Tuhan bersemayam sampai selamanya, Tuhan adalah hakim, tempat perlindungan, ingat kepada orang-orang tertindas, mengasihi dan melihat kesengsaraanya, mengangkatnya dari pintu gerbang maut, keselamatan yang dari pada-Nya, Ia memperkenalkan diri-Nya, orang miskin dan orang sengsara tidak dilupakanNya (8-19).

Rasanya ungkapan syukur itu memang tidak ada habisnya. Pemazmur bersyukur karena pengharapan akan bangkitnya Tuhan, dan ketakutan serta kekalahan manusia yang selama ini merajarela, pengharapan akan terjadi kehancuran kekuatan manusia/duniawi oleh karena kekutan ilahi yang kekal (20-21).

Marilah kita merenungkan dua nasihat ini. Pertama, janganlah lupa untuk bersyukur. Bagaimanapun, keadaan kita, sejatinya semua itu adalah karunia Tuhan semata.

Kedua, jangan selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah. Masih banyak orang yang lebih menderita dari kita. [IGM]

 

 

Minggu, 13 Juni 2021

Jangan Sampai “Jatuh” Lagi

 


Bahan persekutuan doa

Jangan Sampai “Jatuh” Lagi


Bacaan: Ibrani 2 : 5 – 9 (Ayat Nats 9)

KJ. 340


Dalam kehidupan beriman kita juga seringkali jatuh ke dalam dosa dan pelanggaran yang membawa kita ke dalam penderitaan dan masalah. Namun bersyukur Tuhan Yesus sungguh mengasihi kita. Ia mengalami maut bagi keselamatan kita. Penulis surat Ibrani menyatakan bahwa Yesus yang mengalami penderitaan maut telah dimahkotai kemuliaan dan hormat oleh Allah. Penderitaan yang dialami-Nya bukan untuk kemuliaan-Nya sendiri melainkan untuk menebus dosa umat manusia. Ia mati untuk menghapus dosa dan mengalahkan maut serta kejahatan. Kemudian Allah membangkitkan Yesus dan menganugerahi-Nya tempat terhormat yakni di sorga. Kesaksian ini akan menjadi kesaksian yang hidup jika umat manusia yang telah diselamatkan dan ditebus dosa-dosanya terus berupaya menjalani hidupnya untuk tidak kembali jatuh ke dalam dosa.

Manusia memang tidak pernah lepas dari godaan dosa. Jika sudah tahu jatuh itu pasti sakit, maka berusahalah bangkit. Jika sudah berupaya bangkit namun masih jatuh lagi, itu biasa. Akan tetapi, jika sudah tahu jatuh itu sakit, namun dengan sengaja dan sadar dilakukan terus-menerus maka itu luar biasa. Maksudnya luar biasa bebalnya. Mari menjadikan pengorbanan Yesus sebagai kesaksian hidup, yakni dengan terus berupaya untuk bangkit dan jangan sampai jatuh lagi. Memang bangkit dari jatuh dalam dosa tidak semudah seperti berlatih sepeda, namun teruslah berusaha semampu kita, Tuhan pasti menolong dan menyertai kita! (TpJ)

“Jatuh bangun itu biasa, tapi sengaja jatuh itu memalukan!”



Minggu, 06 Juni 2021

BERSAMA-SAMA MEMBANGUN INGATAN TENTANG TUHAN

 

Persekutuan Doa

BERSAMA-SAMA MEMBANGUN INGATAN TENTANG TUHAN

 

SAAT TEDUH

 

PUJIAN

 

DOA

 

PUJIAN

 

PEMBACAAN ALKITAB

Ulangan 11:18-21

 

RENUNGAN

Tuhan menciptakan manusia dengan segala keunikan yang seringkali membuat kita terkagum-kagum. Salah satunya adalah keunikan tentang ingatan manusia. Dalam situs hellosehat.com, terdapat sebuah artikel yang membahas mengenai lima keunikan terkait dengan ingatan manusia. Pertama, ingatan manusia itu membentuk kepribadian. Artinya ingatan menentukan bagaimana manusia bersikap dan merespons akan sesuatu. Kedua, gudang segala memori manusia disimpan di bagian yang bernama hipokamus. Segala ingatan disimpan dan diatur dengan rapi sehingga dapat dikeluarkan saat dibutuhkan. Ketiga, otak mampu menyimpan tujuh ingatan jangka pendek sekaligus dalam 20-30 detik dan selanjutnya dilupakan. Keempat, ingatan bisa dilatih dengan cara mencatat, menghapal, dan lain sebagainya. Kelima, ingatan sering berkaitan dengan bau dan aroma sehingga kadang manusia dapat menggunakan bau untuk mengingat sesuatu.

Ingatan manusia tidak muncul secara tiba-tiba. Semua ingatan yang dimiliki oleh manusia dibangun sejak kecil. Maka dari itu perintah agar manusia mengasihi Tuhan perlu diajarkan semenjak kecil. Perintah untuk mengasihi Tuhan terdapat dalam Ulangan 11:1, yang kemudian dilampirkan penjelasan mengenai cara membangun ingatan sebagaimana yang dicatat dalam bacaan kita. Alasan manusia mengasihi Tuhan sudah jelas, yakni karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi manusia. Sayangnya dalam merespons kasih Tuhan, manusia masih kerap abai. Bahkan seringkali manusia melupakan Tuhan dan melanggar perintah-Nya. Hal ini kerap dipaparkan melalui kisah kehidupan umat Israel bersama dengan Tuhan yang mengalami pasang surut.

Dari bacaan kita, terdapat dua cara untuk digunakan membangun ingatan manusia kepada Tuhan. Cara-cara tersebut dituliskan dalam Ulangan 11:18-21. Pertama, mempercakapkan mengenai Tuhan beserta kasih dan perintah-Nya kepada anak-anak. Mempercakapkan mengenai Tuhan bersama dengan anak-anak dapat menanam ingatan mereka terhadap Tuhan sedari dini. Ingatan anak-anak mengenai Tuhan akan membentuk kepribadian mereka dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dengan demikian keluarga memiliki andil yang besar dalam membangun ingatan anak mengenai Tuhan. Gereja dan sekolah bukan tempat utama pendidikan iman anak. Maka dari itu keluarga patut bekerjasama dengan gereja dan sekolah tanpa meninggalkan tugasnya mendidik anak-anaknya dalam iman.

Cara kedua adalah dengan menuliskan perintah Tuhan. Menulis dan membaca secara terus-menerus bisa melatih ingatan menjadi lebih baik. Maka dari itu baik bagi manusia untuk menuliskan dan membaca berulang-ulang mengenai kasih dan perintah Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam ayat 20.

Membangun dan melatih ingatan tentang Tuhan akan menolong manusia untuk terus mengasihi dan taat akan perintah Tuhan. Bagaimana mungkin kita menjadi murid-murid Tuhan ketika kita bahkan tidak ingat kepada Tuhan? Amin.

 

PUJIAN

 

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

 

PUJIAN

 

 

Minggu, 02 Mei 2021

MELANGGAR DEMI TAAT - Bahan Persekutuan Doa 3 - 8 Mei 2021

 

Bahan Persekutuan Doa 1

 

MELANGGAR DEMI TAAT

SAAT TEDUH

PUJIAN

DOA

PUJIAN

PEMBACAAN ALKITAB

Kisah Para Rasul 10:1-6, 28-29

RENUNGAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata taat memiliki arti senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dan sebagainya), patuh, tidak berlaku curang, dan setia. Maka dari itu manusia yang taat berarti manusia yang senantiasa tunduk, patuh, dan setia terhadap peraturan atau pihak yang ia taati. Tapi bagaimana jika ketaatan justru menuntut manusia untuk melanggar peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan?

Kisah Para Rasul 10:1-7; 28-29 menceritakan dua orang yang melanggar kebiasaan serta peraturan yang ada demi menunjukkan ketaatan mereka terhadap Tuhan. Orang yang pertama adalah Kornelius. Kornelius adalah perwira pasukan yang disebut Pasukan Itali. Kornelius bukanlah orang Yahudi, namun ia taat kepada Tuhan. Ia tinggal di Kaisarea, kota di mana orang Romawi dan Yahudi serta kaum lain hidup berdampingan. Kornelius dan seisi rumahnya saleh serta takut kepada Tuhan. Bahkan ia beserta keluarganya rajin beribadah dan berbuat baik kepada orang lain, termasuk orang Yahudi.

Sikap Kornelius berbeda dengan orang-orang sebangsanya yang memuja dewa dewi. Ia pun memiliki gaya hidup yang berbeda dengan kaum Romawi pada umumnya. Kedisiplinan dalam ibadah dan kebaikan hati Kornelius diperhatikan oleh Tuhan. Hingga pada suatu hari pada jam kesembilan, jam doa yang ketiga menurut tata ibadah orang Yahudi, yakni jam tiga siang, malaikat Tuhan datang kepada Kornelius. Sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa, yang bahkan belum tentu dialami oleh seluruh orang Yahudi. Di sini kita melihat Kornelius melanggar kebiasaan kaumnya untuk menunjukkan ketaatan kepada Tuhan.

Orang yang kedua adalah Simon Petrus. Simon Petrus adalah orang Yahudi yang memiliki ketaatan terhadap Hukum Taurat dan adat kebiasaan. Tetapi dalam penglihatannya ia menyaksikan bahwa Tuhan lebih utama dibanding semua hukum dan adat kebiasaan (baca Kis. 10:9-16). Maka Simon Petrus mau bertemu dengan Kornelius tanpa merasa keberatan maupun keraguan walaupun ia melanggar aturan mengenai relasi orang Yahudi dan non-Yahudi. Simon Petrus memilih untuk melanggar aturan yang selama ini ia pegang teguh demi taat kepada Tuhan yang ia percayai.

Kornelius dan Simon Petrus mengingatkan kepada gereja dan jemaat Tuhan masa kini bahwa ketaatan kepada Tuhan harus lebih tinggi daripada yang lain. Kornelius dan Simon Petrus memberi dirinya untuk dituntun Tuhan walaupun harus melanggar kebiasaan maupun aturan umum yang berlaku. Begitu pun gereja dan kita saat ini, kesalehan, kepedulian, hendaknya berpusat kepada Tuhan saja dan menjadikan ketaatan kepada Tuhan sebagai dasar segala tindakan. Amin.

PUJIAN

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

PUJIAN

 

Minggu, 07 Februari 2021

Berorientasi Pada Allah - BAHAN PERSEKUTUAN DOA DI RUMAH

 


Berorientasi Pada Allah

Yesaya 40:21-31; Mazmur 147:1-11, 20c ; 1 Korintus 9:16-23 ; Markus 1:29-39


Virus Korona telah membuat banyak orang Kristen bingung: dulu katanya kita harus selalu bersekutu di rumah Tuhan (baca: Gereja), sekarang ke gereja saja tidak boleh, ibadah malah di rumah; Selain itu ada lagi yang mengatakan, dulu selama ibadah, sama sekali kita tidak boleh pegang gawai, tapi sekarang harus ibadah menggunakan gawai; Ada lagi yang mengatakan, dulu bilangnya harus sering-sering perkunjungan, sekarang tidak boleh, apalagi buat lansia dan anak-anak. Virus Korona membuat perubahan hidup secara menyeluruh, tidak terkecuali dalam cara kita memahami tentang ibadah dan mempraktikkan ibadah.

Dalam menyikapi perubahan tersebut, ada yang secara keras melarang sama sekali kegiatan pelayanan di gereja. Namun, tidak sedikit yang berkata bahwa, ‘orang Kristen tidak perlu takut pada Korona, karen Tuhan yang menjamin hidupnya’. Manakah yang harus kita taati? Hal apakah yang harus kita lakukan?

Terkait dengan kehidupan yang terus menerus berubah, pemazmur memohon kepada Allah agar dia terus mampu fokus pada Allah dan segenap pengajaranNya. Segala hal yang terjadi di dunia boleh berubah dan pasti berubah, namun pemazmur ingin imannya tidak berubah, hanya tertuju kepada Allah.

Tema kita, tentang Berorientasi Pada Allah adalah sebuah ajakan untuk terus menerus mempertanyakan motivasi dan dasar-dasar kehidupan kita, apakah selalu tertuju bagi Allah? Fokus pada Allah bukanlah sebuah hal yang mudah. Oleh karena itu, di dalam Bulan Kepemimpinan yang kita rayakan bersama dengan seluruh jemaat di Sinode Wilayah Jawa Tengah ini, marilah kita belajar untuk menerapkannya (memiliki hati yang tertuju pada Allah) dimulai dari diri kita sendiri.










Minggu, 10 Januari 2021

Berkat Terindah adalah Kembali menjadi Milik Allah - BAHAN PERSEKUTUAN DOA DI RUMAH TIAP JEMAAT GKJ BANGSA 11 JANUARI 2021- 16 JANUARI 2021

 

 

BAHAN PERSEKUTUAN DOA DI RUMAH  TIAP JEMAAT GKJ BANGSA  11 JANUARI  2021 -  16 JANUARI 2021

Bacaan PA  : Mazmur 139 : 1 6, 13 18

Tema Liturgis : Berkat Terindah adalah Kembali menjadi Milik Allah

Tema PA : Merawat Ciptaan-Nya adalah Salah Satu Cara Kembali kepada-Nya

 

 

Pengantar PA :

Acuh dan mementingkan kepentingan diri sendiri agaknya sudah mulai akrab kita temui dalam kehidupan keseharian. Baik dengan sadar ataupun tidak kita pernah melakukannya. Banyak hal yanmendorong setiap orang menjadi acuh dan mementingkan diri sendiri dan lupa akan kepentingabersama. Dengan demikian, tidak heran jika ada kerusakan alam, ada perburuan hewan yang dilindungdan tidak ada unsur merawat alam. Kesemuanya itu hanya untuk kepentingan pribadi, untuk kepuasan kebutuhan diri.


Dunia yang diciptakan baik dan sempurna olah Tuhan Allah dengan segala yang ada didalamnya, lambat laun mulai terciderai oleh karena acuh, angkuh dan pemuasan kepentingan diri. Tidak sedikiorang dengan bangganya mengeksploitasi alam dan menganggapnya sebuah keberhasilan, dan mereka mungkin lupa bahwasanya yang mereka lakukan telah menciderai ciptaan Tuhan.


Memasuki   bulan   penciptaan   saat   ini,   kita   kembali   diingatkan   bagaimana   Tuhan   Allamenciptakan alam beserta isinya, termasuk kita manusia yang diciptakan sangat baik adanya. Oleh karena itu kita harus ingat bawasanya alam dan beserta isinya baik tumbuhan, hewan, udara, air dan apapun itu, juga termasuk kita, hidup berdampingan dengan seimbang. Tuhanpun memberikan tugas kepada manusia yang diciptakan dengan akal budinya untuk merawat, menjaga, dan mengusahakan alam itu. Tetapi seperti yang tersampaikan sebelumnya, sifat manusia yang egois menjadi bertolak belakang dan keadaanpun berubah. Melalui kesaksian pemasmur kita akan bersama kembali memahami tugas dan panggilan kita terhadap alam ini.

 

Penjelasan Teks :

Bacaan kita saat ini merupakan refleksi iman yang mendasar, refleksi iman tersebut tentunya melalui berbagai pengalaman iman dengan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh pemasmur. Sampai pada pengakuanTUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku, kalimat tersebut menggambarkan ungkapan jujur Pemazmur kepada-Nya dalam mengagumi kemahatahuan Allah atas hidupnya. (Tidak ada satupun orang yang dapat mengenal dengan pasti orang lain, meskipun itu sahabatnya, orang tuanya, anaknya, istri atau suami atau siapapun itu). 


Kalimat itu menunjukkan bahwa Tuhan Allah tidak hanya maha tahu, tetapi juga menunjukkan bahwa Allah senantiasa ada dan mengenal Pemasmur. Dengan lebih gamblang dituliskan Pemasmur di ayat 2-6. Pemasmur menerangkan bahwa tidak ada hal sekecil apapun dalam diri kita, baik yang melekat, yang kita lakukan atau terjadi saat ini, dan yang akan kita lakukan atau akan terjadi bagi kita yang terlewat dari kemahatahuan Tuhan Allah.

 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa