Minggu, 16 Mei 2021

PEMAHAMAN TENTANG MASA RAYA UNDUH-UNDUH - Merayakan Hidup Dengan Bersyukur

 PEMAHAMAN TENTANG MASA RAYA UNDUH-UNDUH

“Merayakan Hidup Dengan Bersyukur”

Sebelum Bersama Menghaturkan Persembahan Riyaya Unduh – Unduh Jemaat Dimohon Untuk Membaca Dengan Seksama



Taat Kepada Allah Berbuah Berkat

Ulangan 11: 8 – 17

Mari Menghitung Berkat Tuhan

Mari menyanyikan KJ. 439

bagaimana kesan yang didapat dari syair itu ? 

___________________________________________________________________________________

Lalu menyanyikan dengan pemaknaan dan penghayatan

Apakah mudah menghitung berkat Tuhan ? Tentu ini bukan sesuatu yang mudah karena sangat bergantung dari penghayatan kita atas berkat Tuhan itu sendiri. Kalau kita tidak pernah menyadari bahwa sepanjang hidup kita ini diberkati oleh Tuhan maka akan sulit untuk menghitung berkat Tuhan. Demikian jugapun kalau kita menyadari seluruh hidup kita ini adalah berkat Tuhan maka kita akan mengalami kesulitan luar biasa sebab memang berkat itu tiada terhitung lagi. Itulah sebabnya saat kita menyadari dan mulai mengingat berkat Tuhan, yang ada dalam diri kita adalah rasa kagum kepada Tuhan.

Butuh Perjuangan Untuk Mengerti Berkat Tuhan

Namun toh demikian, untuk dapat mengerti bahwa hidup kita ini adalah penuh dengan berkat Tuhan tetap membutuhkan perjuangan yang luar biasa sebab godaan untuk mengakui setiap berkat adalah kemampuan dan usaha sendiri itu sangat besar. Oleh sebab itulah Umat Isarel dalam Ulangan 11:8-17 ini diingatkan kembali untuk selalu memusatkan hidup kepada Tuhan saja. Apa yang harus kita lakukan supaya kita semakin menyadari bahwa seluruh kehidupan ini adalah berkat Tuhan ? Inilah pertanyaan menarik yang perlu kita diskusikan. Namun sebelum mendiskusikan itu mari kita melihat secara teliti dari bacaan kita ini tentang apakah yang dimaksud dengan berkat Tuhan.

Pertama, berkat yang dimaksudkan dalam bacaan kita ini adalah KEKUATAN (ayat 8) yaitu kekuatan supaya umat Israel mampu memasuki negeri perjanjian. Mengapa kekuatan disebut berkat ? Tentu kita ingat bagaimana perjalanan panjang umat Israel yang berjuang keluar dari tanah perbudakan yaitu Mesir menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Banyak yang dapat keluar dari Mesir tetapi tidak semua berkesempatan memasuki tanah perjanjian. Bahkan pemimpin umat yang begitu dekat dengan Tuhan yaitu Musa pun tidak mendapatkan kesempatan itu. Disinilah nampak bahwa kekuatan memasuki tanah perjanjian adalah anugerah. Dengan demikian jika disebut kekuatan memasuki tanah perjanjian sebagai berkat Tuhan sebab kekuatan itu adalah anugerah dari Tuhan Allah sendiri. Demikian dengan kehidupan kita, jika kita memiliki kekuatan menjalani kehidupan ini dengan segala pergumulannya tentu semua adalah karena anugerah Tuhan sehingga kemampuan menjalani kehidupan sehari-hari itu adalah berkat Tuhan. Kekuatan itu bukan hanya berupa kesehatan dan kekuatan fisik tetapi juga kekuatan jiwa dan semangat juang dalam menjalani kehidupan.


Kedua, berkat yang dimaksud dalam bacaan kita ini adalah UMUR PANJANG (ayat 9). Umur panjang adalah anugerah dari Tuhan sebab memang kita tidak berdaya menentukan masa hidup kita. Untuk memasuki tanah perjanjian dan mengusahakan kehidupan di tanah terjanji umat Israel memerlukan umur panjang. Bahkan dalam ayat 9 ini, umur panjang juga berkaitan dengan keabadian mengusahakan kehidupan bagi bangsa Israel ditanah perjanjian itu. Jadi umur panjang yang dimaksud disini bukan sekadar usia manusia yang panjang saja tetapi apakah generasi akan datang tetap ada dan mengusahakan kehidupan ditanah perjanjian (ayat 17). Ini berarti umur panjang bukan hanya berhubungan dengan seseorang saja tetapi juga bagi generasi yang akan datang setelah kita. Saat apa yang kita lakukan saat ini dapat langgen sampai generasi akan datang itulah berkat yang tiada taranya.


Ketiga,berkat yang dimaksud dalam bacaan kita adalah rejeki dari hasil bumi yang keluar dari tanah perjanjian (ayat 10-12). Tentu hasil dan rejeki yang dikeluarkan oleh bumi ditanah perjanjian bukan sesuatu yang otomatis saja sebab diperlukan kerja keras. Tetapi kerja keras saja tidaklah cukup karena ada faktor alam yang juga mempengaruhi hasil bumi itu yaitu hujan dan kemarau. Dalam konteks umat Israel yang biasa menjadi budak di Mesir kemudian harus beralih menjadi petani tentu ini bukan hal mudah. Kebiasaan menjadi pekerja yang melakukan tugasnya dan menadapatkan hasilnya harus berubah menjadi orang yang secara mandiri mengusahakan tanah. Namun toh demikian, keseriusan dan usaha itu akan mendatangkan hasil yang baik jika dilakukan dengan gigih. Hidup kitapun demikian, kita memiliki lahan, pekerjaan atau usaha apapun perlu sebuah perjuangan dan kegigihan supaya dapat menghasilkan rejeki yang berlimpah. Tidak bisa tidak perjuangan itu adalah bagian kita yang harus kita jalani supaya menghasilkan berkat bagi kita. Dan Tuhan menjanjikan berkat itu bagi orang yang berjuang dengan gigih mengusahakannya.

Kunci Berkat Tuhan

Kini mari kita melihat apakah kunci dari berkat Tuhan itu ? Dalam ayat 16-17 disebutkan kuncinya adalah MENGARAHKAN HATI KEPADA TUHAN SAJA. Arah hati kita adalah ibadah kita sebab kepada siapa kita menyembah nampak dari arah hati kita. Jikalau hati adalah pusat dari segala perasaan dan emosi kita maka disanalah nampak kepada siapa atau apa kita sedang menyerahkan atau menggumuli hidup ini. Hati kita mengarahkan sikap hidup kita. Karena itulah ayat 16 mengingatkan kembali jangan sampai hati kita terbujuk kepada allah lain sebab kita bisa menggantikan Tuhan kita dengan allah lain jika hati kita tidak terarah kepada Tuhan Allah.

Mengarahkan hati kepada Tuhan berarti mengisi seluruh kehidupan kita hanya dengan mendengar dan melakukan kehendak Tuhan saja. Ini berarti seluruh hidup kita hanya memuliakan Tuhan saja. Itulah sebabnya disebut sebagai ibadah. Jadi kunci dari berkat Tuhan adalah beribadah kepada Tuhan saja tidak kepada yang lainnya. Sebab jika kita berbelok hati maka Tuhan akan menutup berkat dari kehidupan kita. Ketaatan kita beribadah kepada Tuhan adalah kunci berkat dari Tuhan.

Mari Kita Perkaya 

Bulan ini kita merayakan masa raya undhuh-undhuh dimana kita bersama seluruh jemaat GKJ Bangsa diberi kesempatan untuk merayakan berkat Tuhan yang sudah kita terima maupun yang akan kita terima. Tentu kesetiaan kita untuk merayakan undhuh-undhuh ini adalah juga kesempatan kita untuk berbagi berkat dengan yang lain sebab jikalau undhuh-undhuh ini dipergunakan bagi pembiayaan pelayanan maka hak istimewa dari jemaat-jemaat dalam wujud dana persekutuan juga memiliki peran bagi pelayanan GKJ Bangsa, persekutuan Se Klasis, Se Sinode, Se Kabupaten, se Indonesia bahkan persekutuan internasional. Sebagaimana kita tahu bahwa dari dana persekutuan yang merupakan hak istimewa jemaat kepada Majelis Agung juga dipergunakan bagi dana persekutuan kita dalam lingkup nasional maupun internasional. Artinya bahwa persembahan kita termasuk melalui undhuh-undhuh ini memiliki arti yang besar bagi keberlangsungan persekutuan yang jauh lebih besar. Jika umur panjang adalah juga berkat lalu bagimana kita juga mensyukuri berkat persekutuan yang lebih besar itu ? Persembahan yang kita kumpulkan adalah wujud nyata dari kita mensyukuri berkat Tuhan. Bagaimanakah sikap kita dalam memberikan persembahan kita ? Setiap persembahan yang kita berikan juga wujud kita peduli menjaga keberlangsungan persekutuan yang lebih besar. Bagaimanakah wujud kita terlibat dalam keberlangsungan persekutuan itu ?

 

Selamat Merefleksikan kehidupan dalam syukur kepada Allah


 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa