Percaya Penuh Kepada Allah
Yesus yang menyembuhkan banyak orang memunculkan berbagai respon, baik ahli-ahli Taurat, maupun keluarga Yesus. Mereka cenderung keliru memahami Dia sehingga mengakibatkan keluarga-Nya secara berlebihan mencemaskan keberadaan-Nya, dengan bermaksud mengambil Yesus dan “menyelamatkanNya”, dan dengan cara mengatakan “Yesus tidak waras lagi”. Sedangkan ahli-ahli Taurat melemparkan berbagai tuduhan kejam terhadap diri-Nya. Tuduhan mereka ialah bahwa Yesus memperoleh kuasa dari Iblis sendiri dan dengan cara itu Dia mengusir setan.
Yesus tidak tergoda untuk menjadi sombong sekalipun sudah melakukan karya yang luar biasa dan menjadi perhatian orang banyak. Yesus juga tidak tergoda untuk berhenti berkarya sekalipun berbagai tuduhan dan penolakan diterima-Nya dari ahli Taurat atau keluarga-Nya yang terkesan merendahkan-Nya, meskipun maksud keluarga baik supaya Yesus beristirahat dari segala kelelahan-Nya. Ditengah situasi yang dihadapi oleh Yesus justru kesempatan bagi-Nya untuk mewartakan kabar keselamatan dan menjadi saksi akan karya Allah. Oleh sebab itu, Yesus menegaskan bahwa Ia mengusir setan bukan dengan kuasa penghulu setan. Dengan perumpamaan, Ia mengatakan “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?” Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan. Ia melakukan pengusiran setan adalah dengan kuasa Allah, yakni Roh Kudus yang ada dalam diri-Nya.
Terkadang, manusia terjebak pada sikap: “semakin dilarang, semakin dicari”. Sama seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa yang dilarang oleh Allah untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Yang bisa membuat manusia melanggar larangan dari Allah, tidak lain adalah godaan. Godaan kerap menyapa untuk menghancurkan kehidupan kita, sama seperti bejana tanah liat yang rentan hancur. Maka teruslah belajar untuk dapat menguasai diri dan tetap melangkah menjadi saksi Kristus serta mewartakan kabar keselamatan.