“Mau Bebas Dari Ketakutan?”
Ketika kita mengalami sebuah ketakutan, apa yang kita lakukan? Ada sebuah pepatah kuno yang mengatakan bahwa “ketidaktahuan itu sumber dari rasa takut.”. Saudara-saudara, keyakinan dan ketakutan adalah dua sisi dari satu mata uang yang ada dalam dinamika kehidupan kita. Joice McFadden dalam The Psychology of Hope memaparkan, baik harapan maupun ketakutan adalah motivator. Keduanya memiliki kemampuan meningkatkan pendewasaan terhadap sebentuk persoalan. Harapan menciptakan ruang yang lebih luas, sedangkan ketakutan lebih sering membatasi kita.
Jika ketakutan terlalu mengunci, pikiran kaku dan terjadilah paranoia. Mazmur 130 : 7 mengatakan, “Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.” Mau bebas dari ketakutan? Yakin atau percayalah pada Tuhan. Mengapa? Pemazmur mengimani bahwa Tuhan Allah adalah Pembebas … Ia membebaskan dirinya dari ketakutan dan dosa perzinahan yang dilakukannya. Kita membawa ketakutan kita pada Tuhan Yang Mahakuasa. Hanya kepada-Nya lah kita menaruh hormat dan memuliakan Dia. 1 Yohanes 4 : 18 mengatakan, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” Dia Sobat dari Galilea itu ... Dia yang menemani perjalanan kehidupan kita.
Sebuah ilustrasi yang mengisahkan seorang wanita muda sedang menunggu bus di suatu wilayah yang rawan kejahatan. Kemudian tiba-tiba seorang polisi yang masih baru, mendekatinya dan bertanya, “Apakah Anda ingin saya temani untuk menunggu bus?” “Tidak perlu,” sahutnya. “Saya tidak takut.” “Baiklah, tapi,” sambung polisi baru itu dengan tersenyum lebar, “tidak keberatankah Anda menemani saya?” Bersama Tuhan, berjalanlah dalam iman. Jika kita hidup dalam kasih Tuhan Yesus, tidak ada lagi ketakutan. Yang ada adalah damai sejahtera ... selamat menghadapi dan mengatasi ketakutan-ketakutan kita bersama Dia
