“Kan Kuberitakan Sejauh Kuatku”
Apakah hari ini kita bisa merayakan Paskah? Tentu bisa! Sebagai sebuah titik dalam kalender gerejawi, kita dapat merayakannya. Kita membaca tentang kisah kebangkitan Kristus sebagai tonggak keselamatan manusia.Namun, di tengah wabah Covid-19, ketika kita masih berada di dalam rumah, belum terluput dari mara bahaya, apakah memang kita bisa merayakan paskah? Bisakah kita merayakannyasembari mengingat kisah keluarnya bangsa Israel (paskah berasal dari kata Ibrani, pesachatau passoverdalam bahasa Inggris) yang kemudian ditegaskan dengan kebangkitan Kristus yang melepaskan kita dari dosa? Paskah kali ini terasa seperti sebuah ironi. Kita merayakan pembebasan ketika kita masih terpenjara. Lalu, adakah cara lain untuk merayakannya?
Pada kitab Injil ketika Yesus bangkit dari kematian, Ia menyapa para murid, danberkata, “Salam bagimu.” Fraseini juga berarti “damai sejahtera bersama kamu.” Respons para muridpunmengkonfirmasinya, merekamendekati, memeluk, dan menyembah-Nya. Ketika Yesus bangkit, IA tidak segera kembali kepada Bapa di Surga, namun Yesus berada bersama dengan para murid terlebih dahuluyang sedang dilanda kesedihan. Dengan kata lain,kebangkitan Kristus tidak berarti kelepasan dari kematian, namun kematian selalu menjadi bagian dalam kebangkitan Kristus. Bahwa melalui kematian, kita mampu merayakan kehidupan dan menghargai pertemuan. Dengan cara inilah kita merayakan Paskah pada tahun ini, bahwa kebangitan-Nya tidak serta merta menghapuskan dan menihilkan kematian. Justru, kita sedang meratapi kematian dan kesendirian sembari mengingat kebangkitan yang menguatkan langkah kehidupan.
Pada minggu Paskah ini, kita hendak memekikkan kemenangan atas dosa dan maut. Kita bisa dan layak mengumandangkan kemenangan itu. Walaupun kematian masih membayangi kita, penyakit masih menghantui kita, namun kehidupan menanti kita. Pandanglah, dan songsonglah!Tuhan Memberkati. Amin.