IMAN KU HANYA PADA TUHAN (MARKUS 7:24-37)
Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena katakatamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”
(Mrk. 7:29)
Seorang ibu akan melakukan, bahkan mengorbankan apa pun—termasuk nyawanya sendiri—untuk kebaikan anak yang dikasihinya. Hal itu dilakukan seorang ibu sejak anak berada dalam kandungannya. Seorang ibu akan mempertaruhkan hidupnya demi sang anak. Kasih dan pengorbanan akan dilakukan seorang ibu meskipun sang anak sudah beranjak dewasa.
Seorang ibu dari Siro-Fenisia datang dan memohon kepada Tuhan Yesus supaya Ia mengusir roh jahat dari anaknya. Permohonan dalam keputusasaan itu, ternyata direspons dengan perkataan yang begitu pedas oleh Yesus. Tidak hanya itu, perempuan itu pun tampaknya tidak dianggap. Namun, sang ibu merespons-Nya dengan penuh kerendahan hati, “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak” (ay. 28). Ia percaya penuh bahwa Yesus memiliki kuasa untuk melakukan mukjizat. Yesus memahami betul kegelisahan dan keputusasaan sang ibu yang berusaha mencari pertolongan bagi anaknya. Iman dalam kerendahan hatinya pun menggerakkan Tuhan untuk menolong ibu dan anak tersebut (ay. 30).
Saudara, tidak mudah menjadi orang yang rendah hati, apalagi ketika kita sedang berada “di atas.” Namun, pertolongan Tuhan nyata bagi mereka yang dengan rendah hati mau datang kepada-Nya dalam kerapuhannya. Bagaimana dengan kita, apa yang kita lakukan ketika mengalami kekecewaan, kegagalan, tidak berdaya dalam sakit atau keseharian? Datanglah kepada Tuhan! Nyatakan segala keluh kesahmu kepada-Nya dalam iman. Pertolongan Tuhan bagi umat-Nya tidak pernah terlambat. Ia tahu apa yang terbaik bagi hidup kita. Apa yang membuat perempuan Siro Fenisia tersungkur di kaki Yesus? Seperti apakah Allah yang Anda imani?
Mengimani Allah dengan sepenuh hati.