Minggu, 23 Juni 2024

Hidup Mengandalkan Allah (Markus 4:35 - 41 )

 

Hidup Mengandalkan Allah (Markus 4:35 - 41 )

Ketika masih belajar mengemudi di kota Chennai, India, saya membawa mobil melintasi lalu lintas yang padat di pagi hari. Sungguh pengalaman yang menegangkan, dan suatu kali saya sempat panik dan menginjak pedal gas, bukan rem. Saya kaget sekali ketika mobil justru melaju—tetapi kemudian tiba-tiba terhenti. Rupanya instruktur saya langsung menginjak rem yang terdapat di bawah kursi penumpang tempat ia duduk. Sementara saya panik, instruktur saya justru bereaksi dengan tenang.

Markus 4:35-41 menggambarkan bagaimana Yesus terus tidur di tengah badai yang sedang mengamuk di saat para murid ketakutan. Baru ketika para murid membangunkan-Nya, Dia bangun untuk menenangkan badai tersebut. Bagaimana mungkin Yesus bisa tetap tenang sementara murid-murid-Nya—para nelayan berpengalaman yang tentu tidak asing dengan badai yang datang tiba-tiba—merasa begitu ketakutan?

Yesus tetap tenang karena Dia mengendalikan penuh situasi tersebut. Tuhan kita adalah Allah Mahakuasa yang berdaulat atas alam ciptaan dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, termasuk situasi apa pun yang kita hadapi. Tidak ada keadaan yang berada di luar kendali-Nya. Sama seperti Dia sanggup menenangkan badai (ay.39), Dia juga sanggup menolong kita melewati berbagai krisis dan tantangan.

Dalam Markus 4:35-5:43, penulis Injil menceritakan empat mukjizat untuk menunjukkan bahwa “Yesus Kristus [adalah] Anak Allah” (Markus 1:1), yang mempunyai otoritas mutlak atas alam semesta (4:35-41), atas penguasa dunia roh (5:1-20), atas penyakit fisik (5:21-34), dan kematian jasmani (5:35-43). Keempat mukjizat tersebut menjawab pertanyaan, “Siapa gerangan orang ini?” (4:41), dengan menunjukkan Yesus sebagai Allah Mahakuasa yang berdaulat penuh. Namun, dalam bagian Alkitab ini, Markus memberikan salah satu perbedaan tajam yang paling luar biasa: persis sebelum Yesus memperlihatkan kuasa keilahian-Nya yang ajaib (ay.39), kita melihat gambaran yang menyentuh tentang kemanusiaan-Nya yang rapuh: Yesus begitu lelah sampai-sampai guncangan keras dari ombak dan badai tidak dapat membangunkan-Nya (ay.38). Dalam pemikiran orang Yahudi, kuasa untuk mengendalikan laut dan meredakan gelombang hanya dimiliki oleh Allah (Mazmur 65:7-8; 89:9-10; 107:29-30; Nahum 1:3-4).

Ketika kita sedang berada di tengah situasi yang menakutkan, ingatlah bahwa Yesus tetap berkuasa penuh. Tuhan Yesus bukan saja sanggup mendatangkan damai sejahtera dan ketenangan dalam hatimu, Dia juga sanggup menolongmu melewati badai tersebut.

 

 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa