TATA IBADAH RUMAH TANGGA MINGGU
Gereja Kristen Jawa Bangsa
Minggu, 4 Juli 2021
Dikuatkan Dalam Kelemahan
2 Samuel 5:1-5, 9-10 ; Mazmur 48 ; 2 Korintus 12:2-10 ; Markus 6:1-13
PERSIAPAN IBADAH
VOTUM DAN SALAM
P | : | Kebaktian ini terjadi di dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Dialah Pemelihara dan Sumber pertolongan kita. |
J | : | (Menyanyikan) AMIN, AMIN, AMIN |
P | : | Tuhan beserta Saudara! |
J | : | DAN BESERTA SAUDARA JUGA! |
KATA PEMBUKA
Pada ibadah ini kita diajak untuk mengakui dan menyadari setiap kelemahan yang dimiliki dalam kehidupan serta senantiasa mengandalkan Tuhan yang memberi kekuatan dan pertolongan dalam hidup
KJ 3:1, 3, 4
PENGAKUAN DOSA
Matius 22 : 37 – 40
Dilanjukan Doa
BERITA ANUGERAH & PETUNJUK HIDUP BARU
2 Tesalonika 2:16-17 dan Mazmur 27:13-14
KJ 40 : 1 – 2
PELAYANAN FIRMAN
DOA PELAYANAN FIRMAN
PEMBACAAN ALKITAB
P | : | Membacakan Markus 6:1-13Demikianlah Sabda Tuhan Yesus Kristus! Berbahagialah setiap orang yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya! Haleluya! |
J | : | Menyanyikan HALELUYA, Amin |
Khotbah
DIKUATKAN DALAM KELEMAHAN
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Di Amerika Serikat, ada 2 jenis penghargaan yang diberikan kepada para insan perfilman. Pertama adalah Piala Oscar. Sebuah penghargaan untuk film dan pemain terbaik. Kedua adalah Piala Razzie yang diberikan untuk film serta pemain terburuk. Di tahun 2010, Sandra Bullock menjadi aktris pertama yang mendapatkan kedua piala itu. Ia memperoleh Piala Razzie sebagai pemain terburuk dalam film All About Steve. Kemudian di tahun yang sama, ia meraih Piala Oscar sebagai pemain terbaik untuk peran dalam film The Blind Side. Sandra Bullock memajang kedua Piala itu bersebelahan di rak yang sama di rumahnya. Ia menganggap bahwa Piala Razzie sebagai pengingat agar tidak menyombongkan diri. Pencapaian sebuah prestasi memang patut untuk dirayakan. Namun jika tidak berhati-hati seseorang bisa jatuh pada kesombongan diri.
Dalam hidup, setiap orang tentu memiliki sisi lemah dan sisi yang kuat. Kedua hal ini mesti diakui keberadaannya, tidak ada satu sisi yang diunggulkan sedangkan sisi yang lain ditutup-tutupi. Jika seseorang menonjolkan sisi kuatnya dengan menutupi sisi kelemahannya, maka ia bisa menjadi angkuh. Sebaliknya, jika seseorang hanya menunjukkan sisi lemahnya dan tidak mengakui kekuatannya, maka ia menjadi pribadi yang inferior, mudah mengeluh, mudah kecil hati. Mengakui akan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki dapat menolong seseorang dalam proses pendewasaan diri. Sebagai orang percaya ada penghayatan bahwa, baik dalam kekuatan maupun kelemahan, Tuhan selalu berkarya di tengah kehidupan manusia.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Keterbatasan akan kemampuan diri sebenarnya bukanlah penghalang bagi orang percaya dalam menanggapi tugas perutusan dari Tuhan. Hal ini dapat kita jumpai melalui kisah Yesus yang mengutus para muridnya untuk mewartakan berita pertobatan. Sebelum Yesus mengutus kedua belas muridnya, Ia sendiri mengalami penolakan di tempat asalNya sendiri, yaitu Nazaret. Penolakan itu bukan karena pengajaran Yesus yang keliru atau tidak menarik, melainkan karena orang-orang Nazaret terusik dengan latar belakang keluarga Yesus. Identitas dan latar belakang menjadi alasan kuat bagi orang-orang Nazaret menolak Yesus. Sepertinya masalah identitas dan latar belakang inilah yang menjadi dasar bagi Yesus mengutus kedua belas muridnya. Mengingat latar belakang para murid yang berasal dari kalangan biasa, bukan dari golongan agamawan yang paham persis mengenai Taurat. Secara tidak langsung Yesus ingin mendobrak cara berpikir yang menyebutkan bahwa identitas serta latar belakang memiliki pengaruh terhadap penerimaan dan kemampuan seseorang untuk mengerjakan sebuah tugas perutusan dari Allah. Nyatanya, para murid yang tidak memiliki kemampuan dalam menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat, dipakai dan diutus oleh Yesus. Para murid diberi kuasa dan diutus berdua-dua dengan tujuan agar mereka saling melengkapi dan saling menopang. Menariknya dalam pengutusan tersebut Yesus memberi pesan agar para murid tidak membawa bekal apapun, kecuali tongkat dan alas kaki, selama menjalankan tugas pewartaan tadi. Pesan ini memberi kesan kuat bahwa dalam keterbatasan dan kekurangan sekalipun, itu bukanlah penghambat untuk mengerjakan misi pewartaan Injil. Agaknya perintah Yesus ini menjadi kritik bagi sebagian umat Kristen yang selalu berorientasi pada kemampuan diri ataupun kemampuan finansial dalam merespon panggilan perutusan Tuhan. Persoalannya bukan terletak pada apa yang ada dan kita miliki, melainkan keterbukaan hati dalam menyambut panggilan Tuhan serta kesetiaan dalam melakukan tugas perutusan dari Tuhan. Jika Tuhan sendiri yang memanggil dan mengutus maka Tuhan jugalah yang akan melindungi serta memelihara kehidupan umat yang diutusNya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Melalui Sabda Tuhan ini, kita diingatkan bahwa dengan menyadari setiap kelemahan dalam hidup maka akan menolong kita agar tidak terjatuh dalam keangkuhan diri. Selain itu, kita pun membuka diri akan pertolongan dari pihak lain. Terutama kekuatan dan pertolongan dari Tuhan. Penyerahan diri kepada Tuhan memberi daya untuk mengelola setiap kelemahan yang ada serta semangat baru dalam menghadapi setiap penderitaan.
Amin.
PELAYANAN PERSEMBAHAN
P | : | Saudara-saudara, marilah kita nyatakan syukur kita dengan menyerahkan persembahan bagi Tuhan yang begitu baik kepada kita, yang kasih setia-Nya tidak berkesudahan kepada kita! Dan, dengan mengingat firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Mazmur 96:8-9 |
KJ 450:1-3
DOA SYUKUR, SYAFAAT DAN PENUTUP
PENGUTUSAN DAN BERKAT
P | : | Sekarang terimalah berkat-Nya: TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Amin |
J | : | Menyanyikan HALELUYA, AMIN |
Nyanyian Pengutusan : KJ 332:1, 2