MENGASIHI DENGAN PERKATAAN DAN PERBUATAN
Semua orang tua umumnya sayang pada anak-anak. Mereka akan berjuang dengan segenap kekuatan untuk mencukupi dan memenuhi keperluan dan kebutuhan anak-anak, menjaga agar anak-anak terlindung dari segala mara bahaya. Mendisplinkan anak-anak sekalipun merasa pedih ketika melakukannya. Rela bersusah payah, rela memberi diri dan semua yang ada karena mengasihi anak-anak. Ternyata tidak semua anak tahu bahwa mereka disayang. Ada banyak anak-anak yang tumbuh dengan kemarahan dan kebencian karena merasa tidak disayang. Mengapa ada banyak anak yang merasa bahwa mereka tidak dikasihi, padahal para orangtua sudah melakukan banyak tindakan kasih dan pengurbanan dalam merawat, mendidik dan membesarkan anak-anak? Mereka hanya mengasihi dengan tindakan tanpa perkataan. Sehingga sekalipun mereka mengasihi dengan berlimpah, kita kadang merasa tidak atau kurang dikasihi. Ternyata mengasihi itu tidak cukup hanya dengan tindakan, tetapi harus juga dengan perkataan, seperti tema kita hari ini.
Banyak orang yang kadang hanya perkataannya saja yang penuh kasih, terdengar baik dan menyenangkan, tetapi tidak terbukti dalam tindakannya. Dalam surat Yohanes, ditegaskan kepada kita bahwa tidak benar jika kita hanya mengasihi dengan perkataan, karena kasih yang hanya berwujud dalam perkataan dan tidak dinyatakan dalam perbuatan atau tindakan adalah kasih yang “omdo” (omong doang) hanya memberi harapan palsu alias bohong. Pernyataan kasih yang kita ungkapkan dengan kata-kata perlu dan harus kita wujudkan juga dalam perbuatan atau tindakan. Yohanes mengajak supaya setiap orang yang sungguh mengasihi Tuhan, dapat juga mengasihi sesamanya manusia dan dapat mewujudkan kasih itu dengan benar, tidak hanya mengasihi dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan. Mengasihi dengan benar itu bukan dengan meniadakan perkataan, tetapi dengan menambahkan perbuatan, dengan demikian pernyataan kasih itu menjadi sempurna.
Ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Ia adalah Gembala yang baik, yang mengasihi domba-domba-Nya. Tuhan membuktikan perkataan itu dengan memberikan diri-Nya, memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan domba-domba-Nya. Melalui Kristus, Allah menyatakan betapa besar-Nya kasih Allah pada kita, tidak hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan. Juga bukan hanya dengan perbuatan tetapi juga dengan perkataan. Karena itu marilah kita belajar untuk mengasihi dengan lebih benar, seperti Tuhan sudah mengasihi kita, mengasihi dengan perkataan dan juga dengan perbuatan. Tuhan beserta kita.