Kebangkitan-Nya Memberi Sukacita
Situasi yang mencekam dan menakutkan atas kematian Tuhan Yesus, apalagi dikejar-kejar orang Yahudi, menyebabkan para murid mengunci diri. Oleh karena itu ketika terjadi perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bangkit, ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi para murid dan sangat berarti. Kebangkitan Kristus memberi sukacita, Tuhan Yesus tidak dibatasi dan dihalangi oleh apapun untuk hadir di tengah–tengah mereka. Itulah yang dialami para murid dan jemaat mula-mula. Sukacita kebangkitan merupakan rahmat yang terus-menerus, tidak hanya berhenti pada pengalaman jemaat mula–mula. Kata Tomas, yang ingin melihat, meraba, dan menyentuh Tubuh Tuhan Yesus, menerangkan hal ini, namun kata Tuhan Yesus kepada Tomas: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" Yohanes 20 : 29.
Kata–kata penuh kuasa tersebut hendak mengantisipasi dan menjangkau orang–orang percaya di jaman sekarang / kemudian hari, seperti halnya kita saat ini.
Sekarang bagaimana supaya kita berada dalam jangkauan rahmat Allah, yang termasuk menjadi orang–orang yang berbahagia sekalipun tidak melihat? Setiap saat kita mengikuti Perjamuan Kudus sebenarnya kita diajak untuk terlibat sebagaimana pengalaman Tomas, ketika meraba dan menyentuh tubuh Tuhan Yesus yang mulia. "Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu ...". Dengan keikutsertaan kita dalam Perjamuan Kudus, iman kita akan kebangkitan Tuhan Yesus semakin dikuatkan.
Tidak mengherankan jika "Tuhan Yesus Yang bangkit" bagi para murid mempunyai makna dan pengaruh yang mendalam dan luar biasa, sehingga demi Nama Yesus, siap mempertaruhkan seluruh hidup dan diutus menjadi subyek pemberita keselamatan dan kehidupan kekal. Karena dengan "Nama Yesus" mereka menyatakan bahwa kekuasaan Allah yang menyertai mereka melebihi segala kuasa yang di bumi bahkan dalam kehidupan kekal setelah kematian. Jawaban Tuhan Yesus kepada Tomas: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya", menunjukkan pentingnya sikap iman terlebih dahulu, barulah kita dapat merasakan kuasa-Nya. Sikap iman ini kita ikrarkan melalui Pengakuan Iman Rasuli, kita ingin selalu berada dalam rahmat sukacita kebangkitan sebagaimana dialami oleh para rasul dan umat Kristen mula–mula.
Marilah kita merenungkan kembali, masihkah "Nama Yesus" yang bangkit, memberi sukacita kepada kita dan punya makna sehingga mempengaruhi seluruh kehidupan kita untuk menyatakan kehendak Allah dalam situasi apapun? Amin.