kunci rahasia keberhasilan Daud
Belajar dari Bacaan 2 Samuel 5 : 1 = 5. 9 - 10
Menjadikan Daud sebagai raja adalah satu-satunya pilihan bagi Israel karena
Abner dan Isyboset telah mati. Ini diperkuat dengan rekam jejak Daud yang begitu
mengesankan dalam bidang militer serta ketetapan Tuhan untuk menjadikan Daud
sebagai raja Israel (1, bdk. 1Sam. 18:13-14, 30; 2Sam. 3:18). Maka para tua-tua Israel
melantik Daud sebagai raja Israel (3).
Setelah itu, Daud bermaksud menjadikan Yerusalem sebagai ibukota karena lokasinya yang sangat strategis. Namun di situ tinggal orang Yebus (6). Orang Yebus
adalah keturunan Kanaan, anak ketiga dari Ham (Kej. 10:6, 15-16). Sebenarnya di masa
silam Yosua telah merebut Yerusalem (Yos. 10), tetapi suku Benyamin tidak mengusir
mereka (Yos. 1:21) hingga mereka tetap ada di Yerusalem sampai masa Daud. Maka
pengusiran terhadap orang Yebus dari Yerusalem, di sisi lain dapat dikatakan sebagai
upaya meneruskan perintah Allah yang dinyatakan pada zaman Musa (Kel. 23:23-24;
Ul. 7:1-2, 20:17).
Tentu saja orang Yebus tidak tinggal diam. Bagai melancarkan perang urat syaraf,
orang Yebus menyatakan bahwa kota mereka sangat aman sehingga orang buta dan
orang timpang pun akan membuat Daud tidak mampu merebut wilayah mereka (6).
Orang Yebus berani menyombongkan diri karena menganggap lokasi mereka akan
sulit ditembus oleh Daud dan pasukannya (6). Namun dengan strateginya, Daud berhasil mengalahkan orang Yebus dengan masuk melalui saluran air (8), suatu strategi
yang mungkin tak pernah diduga oleh orang Yebus sebelumnya.
Penulis 2 Samuel menulis bahwa kunci rahasia keberhasilan Daud yang sesungguhnya adalah Allah, yang menyertai Daud (10). Kita lihat bahwa pihak yang menolak
Daud sebagai raja akan mengalami kehancuran. Daud adalah prototipe "Anak Daud",
Yesus Kristus yang datang ke dunia. Dialah Raja yang datang ke bumi untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya dan untuk menjalankan pemerintahan-Nya. Siapa yang
menolak Dia akan menerima hukuman abadi, yang menerima Dia akan menerima keselamatan kekal.