Hidup ini Adalah Anugerah
Lebih mudah untuk bersungut-sungut dalam hidup ini daripada untuk mengucap syukur. Bangsa Israel yang telah mengalami begitu banyak bukti pemeliharaan Tuhan dalam hidup mereka, tetap saja selalu bersungut-sungut kepada Tuhan. Dalam Matius 20:1-16 kemarahan dan sungut-sungut rupanya juga dilakukan oleh kelompok pekerja yang bekerja sejak pagi di kebun anggur sang Tuan.
Mereka marah, karena merasa tuan mereka tidak adil. Anggapan ketidakadilan itu muncul, karena tuan pemberi kerja memberikan upah yang sama terhadap pekerja2 lain yang mulai bekerja pada pukul 9, 12, 15, padahal dirinya telah bekerja sejak pagi. Kemarahan mereka dijawab oleh tuan yang memberi upah, “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau irihatikah engkau, karena aku murah hati? Rupanya pekerja yang sejak pagi mulai bekerja juga lupa bahwa mereka bekerja dan mendapat upah karena kemurahan sang tuan, bukan hasil usaha mereka sendiri. Mereka lupa bahwa kemurahan itu adalah anugerah yang mestinya disambut dengan syukur bukan dengan bersungut-sungut, apalagi sikap iri.
Dari Alkitab kita bisa menyimak bahwa seringkali umat Allah lebih mudah bersungut-sungut ketimbang mensyukuri anugerah Allah. Karena itu, pada hari ini kita diajak untuk mensyukuri anugerah Allah dengan melakukan karya terbaik bagi Dia. Kemurahan adalah sesuatu yang semestinya tidak bisa diperoleh oleh seseorang, tetapi karena kebaikan pihak lain sesuatu itu bisa didapatkan. Kita juga diajak untuk tidak perlu repot2 menilai orang lain apalagi bersungut-sungut atau marah bila melihat orang lain beroleh anugerah Allah pula.
