Pergi dalam Damai
Minggu ini adalah minggu Paskah V di mana kebangkitan Yesus terus dirayakan dan semakin mendekati hari kenaikan-Nya ke sorga. Teks tentang Yesus yang hendak pergi ke sorga menjadi bagian yang kita gumuli saat ini; tentunya, bagi setiap orang yang percaya, akan membentuk sikap hidup beriman yang nantinya akan terwujud dalam tindakan.
Setiap orang percaya tentu mengalami pergumulan tentang kematian. Pada satu sisi, ada janji bahwa Yesus menyediakan tempat di sorga, namun selama masih hidup di dunia ini, tetap saja ada berbagai tantangan kehidupan hingga kematian datang menjemput. Secara iman, seharusnya setiap orang percaya akan menyambut kematian dengan sukacita karena kematian merupakan pintu masuk pada kehidupan kekal besama Tuhan. Pada kenyataannya, banyak orang merasa berat menghadapi kematian. Ada banyak faktor yang membuat seseorang tidak iklas menerima kematian yang datang menjemput. Salah satu hambatan yang seringkali membuat seseorang sulit menyerahkan hidup dan kematiannya pada Tuhan adalah adanya sakit hati karena perlakuan yang dirasakan tidak adil dalam hidupnya. Kesediaan melepaskan pengampunan menjadi salah satu tantangan dalam menyambut kematian dalam hidup ini. Pergi dengan damai juga didasari dengan kesediaan memberikan pengampunan pada sesama. Dengan demikian, hambatan yang muncul dari relasi dengan sesama ditiadakan sehingga damai menjadi penuh dalam menerima kematian yang datang menjemput.
Bacaan hari ini kiranya menuntun umat untuk bisa pergi dalam damai. Diawali dengan kesediaan menyerahkan hidup pada Tuhan karena percaya pada janji Tuhan, juga dengan melihat keteladanan yang ditunjukkan Stefanus yang memberi pengampunan pada sesama. Dengan demikian, umat dapat menjadi batu hidup bagian dari rumah rohani milik Tuhan. Hidup umat dapat menjadi hidup yang memberkati dan menjadi teladan iman bagi sesama.