Minggu, 01 November 2020

Jarkoni (Matius 23:4)

 Jarkoni (Matius 23:4)

 

Tuhan  Yesus sedang membandingkan  sikap orang Farisi  dan pemimpin agama  dengan  kenyataan rusaknya  orang-orang ini. Sebenarnya  Tuhan sangat menghormati kedudukan orang-orang ini. Bahkan Tuhan Yesus menyuruh murid-muridNya untuk menaati dan melakukan apa yang menjadi pengajaran mereka. Tetapi yang menjadi persoalan adalah sikap pemimpin tersebut dalam tindakannya.

Pemimpin yang dikehendaki Tuhan Yesus adalah pemimpin yang tidak saja mengajarkan saja tetapi juga melakukan apa yang diajarkan kepada orang lain. Pemimpin yang sejati selalu melalukan aturan yang berlaku, tidak hanya mengajarkan dan menyuruh orang lain melaksanakan aturan yang berlaku. Tidak hanya “jarkoni”, bisa ujar nanging ora gelem nglakoni.

Orang-orang Farisi tidak hanya mengabaikan apa yang diajarkan. Mereka melakukan semua aturan agama tidak untuk Tuhan, tetapi hanya untuk memperoleh sanjungan dari orang lain. Cara hidup yang demikian tentu dapat merusak kesucian agama. Segala yang dilakukan hanya untuk meninggikan diri sendiri.

Seorang pemimpin tidak boleh memaksa orang lain untuk menyebut dirinya seorang guru dan orang lain juga tidak perlu memberikan penghormatan yang berlebihan. Pemimpin sejati harus mau belajar menjadi murid yang mau melakukan ajaran gurunya dengan rendah hati dan hanya menyembah kepada Allah sebagai Guru yang sejati. Meninggikan diri sendiri dapat menjadi sandungan dalam kehidupan rohani.

Baik Pemimpin demikian juga umat harus ingat bahwa kehormatan itu hanya bagi Tuhan Allah. Sedangkan kewibawaan pemimpin adalah anugerah dari Allah yang harus mewujud dalam cara hidup seperti hamba, bukan tuan. |*AW

Sabda Winedhar Minggu,1 November 2020

 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa