Adakah Keluarga Yang Sempurna?
Setiap orang memiliki harapan untuk hidup dalam keluarga yang sempurna. Indikator
sebuah keluarga yang sempurna adalah saling menghargai, saling menerima, saling support,
lengkap, dan hangat. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua keluarga dapat memenuhi
kesempurnaan yang ada. Banyak keluarga yang mengalami keretakan sehingga berimbas pada
kehidupan sosial. Keadaan ini juga dapat terjadi dalam kehidupan keluarga Kristen akibat problematika yang dihadapi setiap keluarga. Akibat realita ini, kita pasti akan bertanya “mengapa
Tuhan menempatkanku dalam keluarga ini?” atau “apa tujuan Tuhan menempatkanku di sini?”.
Pertanyaan tersebut mungkin saja terlintas dipikiran kita karena melihat keadaan keluarga
yang tidak sempurna. Melalui pertanyaan tersebut, mari kita merenungkan adakah keluarga
yang sempurna serta apa yang dapat kita lakukan ketika berada di dalam keluarga yang tidak
sempurna?
Hari ini kita mau belajar dari kisah Daud seorang raja yang Tuhan berkati namun mengalami pergumulan dalam kehidupan keluarganya. Kisah Daud memang sangat membekas dalam
kehidupan bangsa Israel dan orang Kristen masa kini, siapa sangka ia pun mengalami pergumulan yang cukup berat dalam hidupnya. Ia diberikan kesempatan untuk melihat keluarganya
tidak harmonis dan menuju ambang kehancuran. Daud merindukan keluarga yang rukun dan
damai agar mampu duduk bersama tetapi hal ini tidak pernah ia dapati. Dalam pergumulannya
ini, ia menuliskan Mazmur 133:1-3 sebagai bentuk kerinduannya untuk melihat keluarga yang ia
harapkan. Ia menyadari ketika keluarga mampu hidup rukun serta duduk bersama maka Tuhan
akan mengurapinya. Pernyataan Daud ini mengingatkan kita bahwa tidak ada keluarga yang
sempurna namun kesempurnaan tersebut perlu diusahakan. Daud tidak menyerah pada
keadaan, ia terus mengusahakan dan melihat pekerjaan Tuhan dalam kehidupannya. Hal inilah
yang menyebabkan Daud mampu terus berkarya dan diberkati Tuhan. Keluarga yang sempurna
memang menjadi harapan setiap orang yang membentuk keluarga namun kadangkala realita
berkata lain. Daud menyadari realita tersebut dan mengajak setiap orang untuk terus mengusahakannya dalam kehidupan keluarganya. Tuhan menempatkan kita di keluarga hari ini memiliki tujuan yang indah. Kita tidak dapat menyerah dan mengatakan “aku lelah Tuhan”, sebaliknya melalui Mazmur yang Daud tuliskan setiap orang Kristen perlu mengusahakan harapan dalam keluarganya. Meskipun keluarga kita tidak seperti yang diharapkan, Tuhan telah
menganugerahkannya kepada kita. Kita perlu terus punya harapan untuk membangun keluarga
yang sudah Tuhan percayakan dengan terus mengasihi setiap anggota di dalamnya