Bertumbuh dalam Kebiasaan Positif (1 Tesalonika 2:7-8)
Setiap pribadi maupun keluarga hidup dengan kebiasaannya masing-masing. Kebiasaan (habit) merupakan rutinitas atau praktik yang dilakukan secara teratur, tanggapan otomatis terhadap situasi tertentu. Bulan Keluarga menjadi waktu untuk berefleksi tentang seperti apa kebiasaan-kebiasaan keluarga kita. Firman Tuhan menerangi refleksi kita atas setiap kebiasaan itu.
Jika masing-masing keluarga membiasakan hidup dalam visi Kerajaan Allah, niscaya dalam keluarga akan terwujud kehidupan yang mengedepankan nilai-nilai kebajikan dengan sikap ugahari sebagai pembiasaannya. Pembiasaan dari nilai-nilai itu akan melahirkan generasi yang hidup sederhana, mandiri, berjiwa merdeka dan mampu menghadapi realitas kehidupan dunia dengan segala tantangannya (materialistik, hedonis, koruptif). Bersama keluarga, setiap anggotanya memiliki keyakinan bahwa perubahan hidup ke arah yang dicita-citakan akan terwujud. Ketekunan melakukan refleksi atas pengalaman-pengalaman hidup dengan terang sabda Allah membuat keluarga terus menemukan sumber inspirasi yang tidak pernah kering sehingga setiap kebiasaan positif yang ada di dalamnya menumbuhkan keluarga.
Kepada jemaat di Tesalonika Rasul Paulus meneladankan kebiasaan yang baik. Sekalipun pelayanannya kerap menemui hambatan dan penghinaan, ia tidak patah semangat untuk tetap membiasakan diri bertindak positif. Kepada jemaat Tesalonika Paulus menuturkan: Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi (1 Tesalonika 2:7-8). Semoga melalui teladan Rasul Paulus, keluarga-keluarga tergerak untuk mewujudkan kebiasaan positif supaya bertumbuh sesuai dengan cita-cita Kristus yaitu hadirnya tanda-tanda Kerajaan Allah dalam keluarga.