Tuhan Menyediakan, Manusia Mengusahakan Kelegaan
Sebuah realita yang dialami oleh manusia, bahwa setiap orang mengalami dinamika kehidupan. Hidup tidak selalu diisi dengan sukacita, tapi juga dukacita. kadang ada rintihan kesakitan, bahkan tangisan perkabungan. Kesuksesan tidak selalu berada di pihak kita, karena kegagalan siap merebut posisinya. Ada kebangkrutan yang meludeskan semua harta, dan kesunyian lantaran ditinggal sendiri oleh mereka yang sebelumnya bersama. Perelasian dengan sesama tak selamanya berjalan dalam harmoni, karena musuh selalu mengintip untuk merebut damai dan menukarnya dengan angkara. Suka atau tidak suka, setiap orang, pada saatnya, harus siap berjuang menghadapi pergumulan yang menyesakkan jiwa dan raga.
Para bijaksana memaknai semua pergumulan hidup secara positif. Mereka tak menampik atau bersungut-sungut, melainkan menerima setiap cobaan dengan sikap tabah. Bagi mereka, tantangan hidup merupakan batu uji. Seperti para murid sekolah yang diberi bermacam soal oleh gurunya, untuk mempertajam dan meningkatkan daya nalar mereka: Murid yang arif tentu tidak berupaya agar bebas dari ujian, tetapi mengarahkan semua daya untuk bisa menjawab soal-soal dengan saksama. Mengapa? Karena melarikan diri dari ujian adalah sebuah kesia-siaan. Sebaliknya, menghadapinya dengan berani merupakan kesempatan untuk naik ke kelas yang lebih tinggi.
Cobaan hidup menimpa siapa saja. Firman Tuhan kali ini berkaitan dengan Abraham, tokoh yang disayang Tuhan, dan sedang mengalami ujian kehidupan. Meski amat berat, tetapi Abraham tetap menunjukkan ketaatan kepada-Nya. Abraham yakin, bahwa kehendak Tuhan pasti baik. Sekalipun ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi, ia menunjukkan langkah iman yang begitu pasti. Sikap iman Abraham menginspirasi kita untuk melihat inisiatif Tuhan yang membebaskan pergumulan yang menimpa umat-Nya. Kita pun diharapkan mampu memberi kelegaan kepada sesama.