Memuliakan Tuhan
Melihat suatu hal yang dasyat tentu mencengangkan kita. Elisa tidak mau melepaskan Elia; ia mengikut ke manapun Elia pergi, bahkan tak mau teralihkan pandangannya dari Elia sekalipun beberapa kali ditegur rombongan nabi. Petrus pun tak mau melewatkan kesempatan untuk menikmati kemuliaan ketika Tuhan Yesus, Elia dan Musa bercakap-cakap. Markus 9:5 (TB) Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."Dalam ketakutannya, Petrus ingin tetap menikmati kemuliaan itu; supaya mereka tinggal. Dan nyatalah kemuliaan itu dalam perkataan: Markus 9:7 (TB) Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Inilah penegasan Bapa kepada para murid; supaya mereka (dan kita) mendengarkan Dia dalam langkah hidup kita.
Telah dinyatakan kepada kita siapakah Tuhan Yesus; Dialah yang patut didengar karena Dialah jalan keselamat dari Allah (dengan hadirnya Elia dan Musa). Karena itu percayalah, dan jangan tidak percaya. Tuhan menjadi hakim atas kita (band. Maz. 50 : 5-6). Karena itu hidup yang kita bawa adalah memuliakan Tuhan dalam hidup kita; 2 Korintus 4:5-6 (TB) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.