Minggu, 18 Juni 2023

Mempersembahkan korban ucapan syukur di muka umum

 Mempersembahkan korban ucapan syukur di muka umum

Mazmur 116:1-2, 12-19


Tak cukup berterimakasih kepada Allah di rumah sendiri. Penting juga berkumpul bersama dan mengucap syukur kepada Allah ‘di depan seluruh umat-Nya’ (Ay.1¬4). Pemazmur bertanya secara retoris, ‘Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?’ (Ay.12).

Allah begitu baik pada si pemazmur. Dia mengucap syukur atas keamanan masa depannya, bahwa ‘berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya’ (Ay.15). Dia mengucap syukur atas perbuatan Allah di masa lalu, kemudian menyatakan ‘Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!’ (Ay.16).

Terkadang ucapan syukur itu mudah. Pada kesempatan yang lain, ucapan syukur lebih daripada sebuah kurban (Ay.17). Santo John dari Avila (1500-1569 M) menulis, ‘Satu tindakan ucapan syukur di saat situasi buruk sama dengan seribu ucapan syukur di saat situasi yang sesuai dengan kehendak kita.’Pemazmur berkata, ‘Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya!’ (Ay.17-19). ‘Haleluya’ adalah salah satu kata bahasa Ibrani yang diserap dalam bahasa Indonesia, yang mana merupakan panggilan untuk memuji TUHAN.

Pemazmur mengingat kepedihannya (Ay.1-4). Dia mengingat belas kasihan Allah (Ay.5-11) dan mengakhirinya dengan ucapan syukur (12-19). Bagaimana kita bisa berterimakasih pada-Mu secara lebih? karena telah menyelamatkan kita. Atas segala kebaikan-Mu padaku, aku akan mengucap syukur pada-Mu di rumah TUHAN (Ay.19).


 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa