Kasih Allah Melampaui Penghukuman
Pengharapan Yang Terpenuhkan
Pengharapan adalah bagian dari hidup manusia. Dengan memiliki pengaharapan, manusia bisa terus berusaha mempertahankan kehidupannya. Pertanyaannya, bagaimana dan kepada siapakah kita berharap? Yairus dan perempuan yang mengalami pendarahan melakukan hal yang tepat kepada Yang Tepat. Pada Markus 5:21-43 kita bisa belajar dari Yairus dan perempuan, dan kita bisa belajar tentang 3 hal berkaitan dengan pengharapan:
1. Jangan putus asa
Pada ayat 22 dikatakan bahwa Yairus melihat Yesus dan kemudian tersungkur di depan kaki Yesus. Sedangkan pada ayat 24-27 seorang perempuan yang 12 tahun mengalami pendarahan, sudah berobat ke mana-mana namun tidak sembuh, sampai akhirnya dia mendengar tentang Tuhan Yesus dan KuasaNya. Untuk memenuhkan harapan mereka, kedua orang ini tidak putus asa terus berjuang hingga akhirnya menemukan Tuhan Yesus dan mereka yakin. Terus berjuang dan tidak putus asa.
2. Miliki Pengharapan hanya kepada Tuhan
Yakin bahwa Tuhan Yesus bisa dan akan menyembuhkan anaknya, maka Yairus berharap kepadaNya untuk menunjukkan kuasaNya pada anaknya. Demikian juga dengan perempuan yang pendarahan. Dia yakin bahwa suatu saat akan sembuh, maka harapannya tidak pernah putus, saat melihat dan mendengar Yesus, harapanNya pun semakin besar hingga dia berkata ‘asal kujamah jubahNya’ maka aku akan sembuh. Tuhan Yesus adalah sumber pengharapan bagi manusia.
3. Tuhanlah yang memiliki Kuasa untuk memenuhkan harapan kita / mengabulkan
Yairus dan wanita yang mengalami pendarahan mendapatkan harapan mereka. Tuhan Yesus menunjukkan KuasaNya kepada mereka. Dari dalam DiriNyalah Kuasa itu ada. Segala hal benar harus kita lakukan, namun kita harus ingat bahwa segala keputusan ada di tangah Tuhan Yesus. Dialah yang memiliki Kuasa, Dialah yang memiliki waktu, Dialah yang tahu hal-hal yang terbaik bagi kita.
Saat ini jika kita memiliki harapan-harapan yang belum terpenuhkan, marilah kita lihat ke dalam diri kita, apakah dalam diri kita ada semangat yang tidak pernah putus, apakah kita memiliki pengharapan hanya kepada Tuhan Yesus, dan apakah kita menyerahkan segala keputusan ke dalam tanganNya?