Minggu, 17 Januari 2021

APA PEDULIMU - Bahan Persekutuan Doa 18 - 23 Januari 2021

 APA PEDULIMU 

 


Pengantar

 

Salah satu kecenderungan manusis adalah memikirkan dirinya sendirinya. Akibatnya dari kecenderungan  itu,  banyak  orang  abai  terhadap  sesamanya.  Atas  dasar  itulah  seorang  fisuf bernama  Thomas  Hobbes  mengatakan  Homo  Homini  Lupus.  Pada  dasarnya  manusia  adalah serigala bagi sesamanya. Perkataan Hobbes ini disampaikan bukan tanpa konteks. Ia melihat kecncerungan manusia yang serakah dan tidak peduli pada sesamanya. Tidak adanya rasa peduli terhadap sesama sma artinya hilangnya kepdulian terhadap kehidupan itu sendiri. Akibatnya kehidupan dijalani tanpa makna. Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita umatnya diajak untuk peduli pada sesama agar kehidupan menjadi baik.   Mulai pelajaran ini kita umatNya diajak untuk memahami pentingnya sikap peduli bagi kebaikan bersama serta dapat menunjukkkan sikap kepedulian secara nyata.

 

Penjelasan Teks

Lembaga Alkitab Indonesia lu perikop ini nasihat dalam kasih. Nasihat dalam Roma 12 : 9 - 12 disampaikan Paulus sebagai penjabaran dari nasehat sebelumnya sebagaimana ditulis dalam Roma

12 : 1 2. Pada Kristus menuntut setiap pengikutnya agar mempersembahkan hidupnya sebagai

persembahan yang hidup dan berkenan kepada Allah yang mewujudkan melalui kehidupan dalam kasih pada sesama. Pada intinya mengajak setiap orang yang merasakan kepedulian Allah peduli pada sesama.

Bentuk kepedulian terhadap sesama Uraikan dalam Roma 12 : 9 21.  untuk mewujudkannya, Paulus mengawali nasihat agar Jemaat melakukan kasih bukan dengan dengan kepura-puraan, menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik (Ayat  9).  Kasih adalah pengikat yang mempersatukan semua orang bentuk nyata dari kasih adalah dengan Taman melalui kebiasaan saling mendahului memberi hormat (ayat 10) membantu kekurangan orang-orang Kudus berusaha memberi tumpangan berusaha memberi tumpangan (ayat 13).   Sikap empati (Ayat 15), dan kesediaan berbagi kepada semua orang (ayat 20).

Apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus pada ayat 10 dan 13 ini merupakan bentuk nyata dari sikap

peduli seorang penafsir bernama Marva J. Dwan menyebut bahwa pada dua ayat ini itu terdapat dua jenis kepedulian :

1.  Kepedulian dalam komunitas

Kekurangan orang-orang Kudus bahkan kepedulian sama orang-orang yang dikuduskan Allah.

Persekutuan para pengikut Yesus harus saling bantu-membantu satu sama lain.

2.  Kepedulian melampaui komunitas yang ada saling berkaitan

Memberi tumpangan bermakna kesediaan ruang bagi sesama.

Pada zaman Rasul Paulus, banyak orang memberi banyak orang menjadi musafir perlu tempat untuk menginap. Orang-orang kudus diminta untuk memberi ruang bagi musafir agar dapat beristirahat dengan menyediakan rumahnya menjadi tumpangan.   Dalam kontek mas kini, memberi tumpangan dapat diartikan  lebih luas dari sekedar memberi rumah bagi orang yang butuh penginapan. tumpangan di maknai sebagai kepedulian pada sesama.

Sikap empati merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama (ayat 15).   Secara sederhana, empati bermakna ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.  Madalin Van Hecke menyebut bahwa berempati memerlukan dua elemen penting yaitu : sungguh-sungguh pada orang lain dan kemampuan melihat  dunia  melalui  mata  orang  lain.     Bersukacitalah  dengan  orang  yang  bersukacita,  Dan menangislah ! orang yang bersama orang yang menangis! Demikianlah nasihat untuk peduli pada sesama   dengan  empati.  Kesediaan  berbagi  dengan  semua  orang  (ayat  20).     Rasul  Paulus menyampaikan  bahwa  kepedulian  kepada  sesama  diwujudkan  dengan cara  berbagi  pada  sesama. Siapakah   itu sesama ? Sesama manusia bukan hanya yang segolongan, seagama, yang mengasihi. Sesama adalah semua orang termasuk mereka yang memusuhi sekalipun Paulus mengajarkan tentang kepedulian yang melintas batas-batas yang kerap menuntun manusia untuk hanya memikirkan dirinya sendiri.  Untuk itu ia mengutip Amsal 25 : 21 - 22. jikalau seterumu lapar,  berilah Dia makan roti, dan jika ia dahaga berilah dia minum karena engkau akan menimbun Bara Api diatas kepalanya, dan TUHAN aka membala it kepadamu Denga kutipa it Paulu merasaka serasa   mengatakan sebagaimana kita butuh bantuan saat tidak memiliki apapun untuk dimakan dan diminum demikian juga dengan orang-orang yang memusuhimu. Karena itu berikanlah bantuan pada orang pada mereka yang membutuhkannya termasuk pada orang yang memusuhimu. Siapa tahu dengan kepedulianmu engkau

menjadikan hidup bersama menjadi damai (Bdk ayat 15).

Kehidupan  dalam  damai sebagai akibat  darkepedulian,  “Dengan  berbuat  demikian,  kamu

menumpukkan bara api di atas kepalanya". Marva. J. Dwan. Dengan mengutip pandangan Stickman

mengusulkan gambaran ini menunjuk pada cara api dinyalakan di zaman kebudayaan yang kebudayaan

orang  semitik  .  Saat  itu,  orang-orang  mengangkat  dengan  keranjang-keranjang  diatas  bara  api.

Menjadi barang yang sangat berharga untuk digunakan sebagai sarana memasak menghangatkan

tubuh yang kedinginan gambaran itu memberi kesan bahwa tindakan yang membawa kebaikan ini :

sedang susah karena api mereka padam, kita bersikap dengan penuh cinta kasih terhadap mereka

dengan memberi mereka sekeranjang penuh bara api untuk dibawa pulang diatas kepalanya mereka

dapat menyalakan api Mereka lagi dengan melakukan hal itu mereka yang memusuhi akan tergerak hatinya dan dituntun pada perdamaian.

Penafsir lain bernama manfred Brown menyatakan bahwa makna penumpukan bara api hamil sebagai tindakan yang baik tindakan itu dilakukan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan ini dipertegas kan lagi oleh konteks bacaan dalam Amsal 25 : 21 - 22. Dalam Perjanjian Lama, ganjaran dari Allah selalu dipandang sebagai jawaban terhadap perbuatan manusia yang baik dengan demikian gambaran Bara Api pasti memiliki arti yang positif. Bara Api mengacu sebagai tindakan mengalahkan kejahatan.

 

Penerapan

Saat ini berjumpa dengan berbagai sarana yang dapat menjadikan mereka dualistis dan egois. Salah satu sarana itu adalah gawai. Dengan alat itu, umat menjadi generasi yang Abai terhadap dunia di sekelilingnya. Ketika itu dibiarkan terus-menerus akan kehilangan rasa peka, belas kasih pengertian terhadap sesama.

Kepedulian  umat  perlu  diajarkan  terus-menerus  baik melalui  pemahaman maupun praktik dalam  kehidupan  sehari-hari.  Rasul  Paulus   kepada   Jemaat  di  Roma  menjadi  sarana  untuk

menampakan pemahaman pada umat untuk hidup yang peduli atas dasar kasih Allah. Selain, dalam

kitab Roma terdapat ajakan Paulus yang mendorong pengikut Kristus supaya mereka peduli melalui empati di sini umat diajar bahwa kepedulian merupakan kebutuhan emosional yang mendasar jika kebutuhan itu tidak terpenuhi akan ada bagian dari kehidupan manusia yang hilang.

Kepedulian adalah seni hidup dalam seni terdapat keindahan yang menginspirasi bagi setiap orang melakukan hal-hal sesuai nilai-nilai yang baik. Karena sifat seni itu indah maka akan dinikmati dengan

sukacita. Melalui kepedulian sebagai seni hidup umat akan Menikmati keindahan dari kepedulian dan membiasakan diri mewujudkan nya dengan sukacita.


 
KLIK TOMBOL HIJAU INI UNTUK BERTANYA KONSULTASI DENGAN PENDETA GKJ BANGSA VIA WHATSAPP - 085228765288
wa