Estafet Pelayanan
Pelayanan bukan hanya tugas individual yang berdiri sendiri, melainkan perjalanan yang terus berlangsung, diisi oleh banyak orang dalam lintasan waktu. Seperti dalam perlombaan estafet, tongkat pelayanan perlu diberikan kepada generasi berikutnya. Dalam renungan kali ini, kita akan melihat bagaimana firman Tuhan menunjukkan pentingnya kesinambungan pelayanan dan kesiapan untuk memikul tanggung jawab itu dengan setia.
Kita akan belajar dari Estafet Elia kepada Elisa (1 Raja-raja 19:15–16, 19–21) Elia, nabi besar yang mengalami tekanan batin dan kelelahan pelayanan, mendapat perintah dari Tuhan untuk mengurapi Elisa sebagai penggantinya. Elisa, yang sedang membajak, langsung merespons panggilan itu dengan melepaskan pekerjaannya dan mengikuti Elia. Ia menyembelih lembunya, membakar bajaknya, dan memberi makan orang-orang—tindakan simbolis bahwa ia tidak akan kembali ke hidup lamanya.dan bukan itu saja naumn kita kan belajar lagi dari mazmur 16.
Belajar dari mazmur 16 mengenai warisan Iman dan Pemeliharaan Tuhan. Pemazmur menyatakan keyakinan penuh bahwa Tuhan adalah bagian warisannya, tempat perlindungan, dan penunjuk jalan kehidupan. Mazmur ini menjadi fondasi spiritual bagi siapa pun yang melayani bahwa dalam pergumulan dan tantangan, Tuhan tidak meninggalkan hamba-Nya. Pelayanan tentu saja akan meenmukan berbagai hal tentang kemerdekaan.
Pelayanan dalam Kemerdekaan oleh Roh (Galatia 5:1, 13–25) Rasul Paulus mengingatkan bahwa kemerdekaan dalam Kristus bukanlah untuk hidup menuruti keinginan daging, tetapi untuk melayani satu sama lain oleh kasih. Hidup oleh Roh menghasilkan buah Roh yang menjadi karakter utama dalam pelayanan: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, dll.
Dalam estafet pelayanan, Tuhan tetap menjadi sumber kekuatan dan warisan yang kekal. Pelayan Tuhan tidak berjalan sendiri—Tuhan adalah bagian terbaik yang tidak akan ditinggalkan-Nya. Pelayanan yang sejati menuntut komitmen total. Elisa tidak setengah hati. Ia siap melanjutkan tongkat estafet dengan kesungguhan hati. Ini adalah teladan bagi kita: apakah kita siap untuk melanjutkan pelayanan yang Tuhan percayakan, sekalipun harus meninggalkan zona nyaman? Pelayanan yang berlanjut harus disertai hidup oleh Roh. Bukan kekuatan manusia, melainkan kuasa Roh Kudus yang memampukan kita berjalan sesuai kehendak Tuhan. Estafet pelayanan hanya akan berhasil jika kita hidup dalam tuntunan Roh.