Roti yang Menghidupi Kerelaan Bangsa
Roti adalah makanan pokok bagi orang Israel. Roti memberikan rasa kenyang dan memberi kekuatan bagi manusia. Lalu apa arti ketika Tuhan Yesus mengatakan: Yohanes 6:35 (TB) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Dan lagi: Yohanes 6:51 (TB) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."Apakah berarti kita makan daging Tuhan Yesus secara harafiah?
Yesus menyatakan bahwa Ia adalah roti hidup yang telah turun dari surga, roti yang memberikan hidup kekal bagi orang yang memakannya. Yesus memang menyatakan, “Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia” (ay. 51). Namun, kata ‘roti’ yang Yesus nyatakan itu seharusnya tidak dipahami secara harfiah, melainkan suatu kiasan. Dengan mengatakan “roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,” Yesus ingin menegaskan bahwa hidup-Nya sungguh adalah berkat yang nilainya jauh melampaui roti atau makanan pokok apa pun di dunia ini. Rasa roti hidup dari surga itu memberikan kedamaian sejati. Orang yang memakannya, atau yang percaya kepada Yesus memperoleh hidup yang kekal.
Kalau kita percaya Yesus sebagai roti hidup dari surga, apa yang seharusnya kita lakukan? Kita sendiri tentu akan menjadi penggemar roti rasa hidup yang kekal itu. Kita selalu makan roti itu, dalam arti, kita terima, kecap, dan cerna hidup dan karya Yesus untuk hidup kita Jadi, sudahkah kita mensyukuri roti hidup yang disediakan Allah bagi keselamatan dunia?
Tuhan Yesus mengatakan Dialah roti hidup yang dari surga maka Tuhan Yesus menyatakan karya kasih-Nya bagi dunia. Dialah yang ditentukan Allah untuk menyelamatkan dunia. Siapa yang percaya kepada-Nya maka mereka menerima hidup yang kekal. Memakan dagingnya tentu bukan dalam arti harafiah. Percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan itulah yang dinamakan "memakan dagingku". Dalam Perjamuan Kudus itu diperagakan ketika roti dipecahkan, dibagikan dan dimakan. Ketika kita percaya maka kita mestilah mempunyai kehidupan yang baru; membuang yang jahat dan mempunyai kehidupan yang benar di dalam Tuhan; Efesus 5:1-2 (TB) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.